Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten yang berstatus badan usaha milik negara (BUMN) pada semester pertama 2022 sangat bagus. Lalu, saham BUMN apa saja yang masih memiliki prospek bagus untuk menjadi portofolio investasi?
Di sektor perbankan, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tumbuh paling tinggi. Laba bersih BBRI pada semester pertama 2022 menyentuh angka Rp 24,88 triliun atau tumbuh 98,38% secara tahunan atawa year on year (YoY).
Sementara itu, tiga emiten yang tergabung dalam holding pertambangan MIND ID, berhasil mencetak kenaikan laba bersih. Pertumbuhan laba bersih tertinggi dicatatkan oleh PT Timah Tbk (TINS). Pada periode semester pertama 2022, TINS mampu membukukan laba Rp 1,08 triliun, atau naik 301% dibandingkan periode sama tahun lalu.
Emiten tambang batubara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga berhasil meningkatkan kinerjanya di enam bulan pertama 2022. PTBA membukukan laba bersih sebesar Rp 6,2 triliun di periode enam bulan pertama 2022. Angka ini naik 246% dibanding periode yang sama di tahun lalu yang senilai Rp 1,8 triliun.
Baca Juga: Harga Terus Naik, Ini Pilihan Saham Blue Chip Yang Masih Prospektif
Kepala Riset Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya menilai, emiten tambang BUMN menarik dicermati untuk jangka panjang. Prospek ini terkait pengembangan kendaraan listrik dan komponennya.
“Emiten perbankan masih oke karena kenaikan suku bunga acuan berpotensi hingga 100 basis points (bps) hingga akhir 2022. Jadi akan menambah pendapatan bank,” terang Cheril kepada Kontan.co.id,Senin (5/9).
Di sisi lain, kinerja emiten BUMN yang berkaitan dengan sektor konstruksi masih bervariasi sepanjang semester pertama. Ada yang mencatatkan pertumbuhan laba, penurunan laba, maupun pertumbuhan laba yang konservatif.
Menurut Cheril, kinerja emiten BUMN konstruksi nampaknya akan mulai pulih. Hal ini karena pemerintah serius dengan proyek ibu kota negara (IKN) dan mulai menjalankan pembangunan secara bertahap.
Di sisi lain, emiten di sektor konstruksi juga dipoles oleh sentimen potensi anggaran infrastruktur yang lebih tinggi tahun depan.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Muhammad Naufan Yunas menyebut, pemerintah akan mengalokasikan sekitar Rp 368 triliun sampai Rp 418 triliun untuk anggaran infrastruktur tahun depan. Anggaran ini naik sekitar 14% dari anggaran 2022.
Sekitar 7% dari angka ini mencakup anggaran untuk pembangunan ibu kota negara, yakni sebesar Rp 27 triliun sampai Rp 30 triliun.
Naufan mempertahankan rating overweight terhadap sektor konstruksi dengan menimbang empat faktor pendukung.
Pertama, adanya kepastian atas pengembangan proyek-proyek.
Kedua, pertumbuhan kontrak baru yang tinggi di luar proyek-proyek di IKN.
Ketiga, dukungan pemerintah dalam peningkatan likuiditas dan profitabilitas proyek.
Keempat, saham emiten konstruksi memiliki valuasi yang tidak mahal alias murah.
BRI Danareksa Sekuritas rekomendasi beli saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dengan target harga Rp 1.600. Kemudian rekomendasi buy saham PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) dengan target harga Rp 1.200.
Selain itu, juga rekomendasi buy saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dengan target harga Rp 1.300. Selanjutnya, rekomendasi buy saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dengan target harga Rp 1.000.
Sementara itu, Cheril rekomendasi buy saham ADHI dengan target harga Rp 900, buy saham PT Timah Tbk (TINS) dengan target harga Rp 1.590, dan beli saham PT Bank Negara Indonesia Tbki (BBNI) dengan target harga Rp 9.950.
Itulah rekomendasi saham emiten BUMN untuk perdagangan hari ini, Selasa 6 September 2022. Ingat disclaimer on, segala risiko investasi atas rekomendasi saham emiten BUMN di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News