kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Sektor Infrastruktur Tercatat Naik, Begini Prospek ke Depannya


Senin, 04 Maret 2024 / 05:50 WIB
Kinerja Sektor Infrastruktur Tercatat Naik, Begini Prospek ke Depannya
ILUSTRASI. Kinerja indeks sektor infrastrukstur tercatat naik.KONTAN/Cheppy A. Muchlis/01/02/2024


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja indeks sektor infrastrukstur tercatat naik. Melansir laman BEI, indeks sektor infrastruktur naik 0,67% pada hari Jumat (3/3). Secara year to date (YTD), kinerja sektor infrastruktur naik 2,56%.

Namun, banyak catatan yang membuat kinerja sektor ini masih fluktuatif.

Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta melihat, kinerja sektor infrastuktur sebenarnya didukung oleh kinerja emiten telekomunikasi. Sementara, emiten BUMN Karya cenderung mengalami pelemahan.

“Untuk sektor tower, seperti PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), juga masih cenderung wait and see,” ujarnya kepada Kontan, Minggu (3/3).

Baca Juga: Indeks Saham Sektor Infrastruktur Naik, Simak Prospek dan Rekomendasi Sahamnya

Nafan melihat, kinerja IDX Infrastructure juga masih melemah. Salah satu penopang kinerja indeks ini adalah penguatan yang terjadi pada emiten telekomunikasi, khususnya PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Indosat Tbk (ISAT).

Hal ini berkaitan dengan euforia pergantian ke 5G untuk memperkuat konektivitas internet di Tanah Air. Saat ini, sudah terjadi pertumbuhan pengguna 5G di Tanah Air.

“Diproyeksikan, pengguna 5G bisa meningkat 1% di tahun 2024. Ini jika dilihat dari para pengguna smartphone 5G itu sendiri yang bisa terus berkembang,” tuturnya.

Sementara, dari emiten konstruksi, kepastian proyek IKN dan pemilu yang berjalan damai memberikan angin segar bagi mereka.

Baca Juga: Melihat Prospek Bisnis Alat Berat pada 2024 di Tengah Melandainya Harga Komoditas

Namun, masih ada catatan negatif, seperti arus kas negatif dan restrukturisasi utang yang masih berjalan.

“Restrukturisasi utang harus terus diperkuat dengan renegosiasi, karena pembangunan infrastuktur masih harus terus berjalan,” paparnya.

Nafan pun merekomendasikan accumulate PTPP dan TLKM dengan target harga Rp 535 per saham dan Rp 4.500 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×