Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lonjakan harga gula global tahun ini tidak lepas dari kemunculan fenomena El Nino, yang mengakibatkan anomali cuaca yang mengganggu produksi pertanian.
Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), El Nino berpotensi menyebabkan curah hujan tinggi di Brasil dan kekeringan di India, sehingga berdampak negatif pada produksi gula. Dua negara ini diprediksi memutuskan untuk menunda ekspor gulanya setidaknya hingga semester I-2024 sehingga mengganggu pasokan dan harga gula dunia.
FAO memprediksi harga gula global berpotensi naik lagi dalam beberapa waktu ke depan. Alhasil, kenaikan harga komoditas pangan akibat El Nino seperti gula diprediksi akan berdampak pada kinerja emiten produsen makanan, salah satunya PT Aman Agrindo Tbk (GULA). Seperti diketahui, Aman Agrindo menjalankan kegiatan usaha dalam bidang perkebunan tebu, perdagangan gula, dan industri gula.
Direktur Utama GULA, Andreas Utomo mengatakan, sejalan dengan kenaikan harga gula dunia yang mengerek harga gula dalam negeri, GULA akan terus berupaya menggenjot produksi gulanya ke depan.
Baca Juga: Cisadane Sawit Raya (CSRA) Bakal Bangun Pabrik Kelapa Sawit ke-3 di Sumsel
Terlebih lagi, akhir tahun ini pembangunan pabrik baru yang berlokasi di Pandeglang, Banten dengan kapasitas produksi sebesar 500 ton per hari akan segera rampung. Kata Utomo, pembangunan pabrik baru untuk gula merah diambil dari dana hasil initial public offering (IPO) tahun 2022 lalu sebesar Rp 50,34 miliar.
Selain itu, dana IPO juga digunakan untuk keperluan modal kerja lainnya berupa pembelian mesin baru dan kerja sama pembangunan fasilitas penunjang lainnya dengan pihak ketiga.
Jika rencana GULA berjalan lancar, dipastikan akan menghasilkan kapasitas produksi gula cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Selain itu, Utomo memproyeksikan GULA akan meraup untung semakin besar seiring masih tingginya harga gula.
"Kami masih menjaga stok gula dalam jumlah aman untuk mengantisipasi kenaikan harga gula. Pastinya stok akan kami rilis dan mencari margin yang lebih baik karena kenaikan harga gula," kata Utomo, Senin (30/10).
Emiten produsen gula ini mencatatkan penjualan sebesar Rp 277 miliar per September 2023. Realisasi ini naik 100% dari penjualan di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 132 miliar.
Dari sisi bottomline, GULA mencatat laba neto tahun berjalan sebesar Rp 3,15 miliar atau bertumbuh 99,36% dari laba di periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp1,58 miliar.
Laba bruto juga naik menjadi Rp 13,54 miliar dari tahun sebelumnya Rp 10,13 miliar. Begitu juga dengan laba usaha dari sebelumnya Rp 6,05 miliar naik menjadi Rp 8,92 miliar.
Baca Juga: Pendapatan Tumbuh, Mitratel (MTEL) Cetak Laba Rp 1,43 Triliun hingga Kuartal III
Utomo menjelaskan, pertumbuhan pendapatan ini ditopang oleh peningkatan produksi gula yang terserap di pasaran karena tingginya permintaan dan kebutuhan nasional. Terlebih lagi harga gula dunia sedang tinggi.
“Penjualan meningkat dan pendapatan kami naik karena memang harga gula saat ini sedang tinggi. Merujuk data Bank Dunia, harga gula dunia naik 9,8% dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dan melesat 48,4% dibandingkan tahun sebelumnya hingga mencatatkan rekor,” pungkas Utomo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News