Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) telah melaporkan hasil kinerja operasional untuk periode enam bulan pertama 2022, baik untuk bisnis alat berat, bisnis tambang batubara, kontraktor tambang, maupun emas.
Sepanjang enam bulan pertama 2022, UNTR mencatatkan penjualan alat berat sebanyak 2.873 unit. Angka tersebut naik 111,09% dari realisasi penjualan pada periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 1.361 unit.
Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Loebis mengatakan, kenaikan penjualan didorong oleh permintaan dari sektor pertambangan dan konstruksi.
Baca Juga: Harga Emas Berpotensi Menguat, Emiten Tambang Emas Bisa Berkilau
Memang, berdasarkan laporan operasional, penjualan masih didominasi oleh sektor pertambangan, yakni mencapai 61% dari total penjualan, disusul oleh sektor konstruksi sebesar 18%. Selanjutnya, penjualan ke sektor kehutanan sebesar 12% dan sektor agribisnis sebesar 9% dari total penjualan.
Di segmen kontraktor pertambangan, UNTR melalui anak usahanya yakni Pamapersada Nusantara (Pama), UNTR melaporkan produksi lapisan penutup atau overburden removal sebanyak 436,5 juta bank cubic meter (bcm). Angka ini naik 6,65% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar 409,6 juta bcm.
Namun, realisasi produksi batubara UNTR turun 14,85% dari 58 juta ton menjadi 50,4 juta ton pada Januari-Juni 2022.
Baca Juga: Penjualan Komatsu Solid, Begini Rekomendasi Saham United Tractors (UNTR)
Di segmen perdagangan batubara, UNTR melalui entitas usahanya yakni PT Tuah Turangga Agung (TTA) melaporkan menjual 5,80 juta ton batubara sepanjang Januari-Juni 2022. Jumlah ini terkoreksi 7,56% jika dibandingkan dengan penjualan di periode yang sama tahun lalu sebesar 6,28 juta ton.
Sara menyebut, penjualan batubara terlihat turun dibanding tahun lalu akibat ada larangan ekspor sementara yang diterapkan pemerintah di awal tahun. Setelah larangan tersebut dicabut, bisnis tambang batubara UNTR sebenarnya sudah kembali normal.
Penurunan juga terjadi pada segmen tambang emas lewat anak usahanya yakni Agincourt Resources. UNTR membukukan penjualan 143,776 Gold Equivalent Ounces (GEOs) emas sepanjang Januari-Juni 2022, menurun 18,17% dari realisasi penjualan di periode yang sama tahun lalu. Sementara Penjualan emas UNTR cenderung stagnan di bulan Juli 2022, yakni di angka 23.000 GEOs.
“Secara keseluruhan kinerja operasional, semua in line dengan target,’ terang Sara kepada Kontan.co.id, Selasa (26/7).
Baca Juga: Simak Kinerja Operasional United Tractors (UNTR) Hingga Semester I-2022
Asal tahu, UNTR memutuskan untuk mengerek naik target penjualan alat berat Komatsu tahun ini. Anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini menaikkan angka penjualan menjadi 4.800 unit dari sebelumnya 3.700 unit.
Tak hanya alat berat, UNTR juga merevisi target produksi anak usaha di bidang kontraktor tambang, yakni PT Pamapersada Nusantara (Pama). Semula, diperkirakan produksi batubara dan pengupasan lapisan tanah atau overburden removal Pama naik masing-masing sekitar 5%. Namun, berdasarkan outlook saat ini, proyeksi batubara diproyeksi akan lebih cenderung stagnan (flat) sedangkan volume OB diproyeksi meningkat 10%.
Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan menilai, pencapaian penjualan alat berat UNTR per semester pertama 2022 tercatat di atas estimasi yang dipasang Panin Sekuritas, yakni di level 59,9% dengan rata-rata realisasi 5 tahun sebesar 53,9%.
Baca Juga: Penjualan Alat Berat United Tractors (UNTR) Melesat 111% Hingga Juni 2022
Panin Sekuritas masih merekomendasikan hold untuk saham UNTR dengan target harga Rp 30.000, mengimplikasikan price to book value 1,6 kali, seiring dengan kenaikan harga yang sudah signifikan.
Namun, Felix masih optimistis dengan kinerja UNTR di tahun ini, yang didorong oleh sejumlah faktor. Pertama, masih tingginya permintaan akan alat berat seiring kebutuhan untuk pertambangan. Kedua, ekspektasi peningkatan aktivitas pertambangan batubara di Indonesia yang akan mendorong kinerja Pamapersada. Ketiga, neraca yang kuat dengan posisi neraca net cash.
“Keempat, aksi buyback UNTR dengan nilai mencapai Rp 5 triliun,” terang Felix kepada Kontan.co.id, Selasa (26/7).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News