kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja reksadana pendapatan tetap memimpin sepanjang Mei


Selasa, 02 Juni 2020 / 21:00 WIB
Kinerja reksadana pendapatan tetap memimpin sepanjang Mei
ILUSTRASI. Kinerja reksadana pendapatan tetap memimpin di sepanjang Mei, reksadana saham cenderung stagnan


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana pendapatan tetap memimpin di sepanjang Mei. Sementara, kinerja reksadana saham cenderung stagnan.

Berdasarkan data Infovesta Utama yang dirilis Selasa (2/6), kinerja reksadana pendapatan tetap yang tercermin dalam Infovesta 90 Fixed Income Fund Index tumbuh paling tinggi 1,71% secara bulanan pada Mei. Kinerja tertinggi kedua dicatatkan reksadana campuran yang tumbuh 0,86%, kemudian disusul reksadana saham yang tumbuh 0,81% dan reksadana pasar uang yang tumbuh 0,36%.

Sementara, sejak awal tahun hingga akhir Mei kinerja reksadana pasar uang tumbuh paling tinggi 2,02%. Sedangkan kinerja reksadana pendapatan tetap tumbuh 0,92% secara ytd. Kinerja reksadana saham dan campuran masih minus 24,91% dan 13,63% di periode yang sama.

Baca Juga: Jelang penerapan new normal, sejumlah emiten LQ45 revisi target bisnis

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan kinerja reksadana pendapatan tetap tumbuh tinggi karena ditopang kinerja obligasi pemerintah yang juga tumbuh tinggi 1,8% di periode yang sama.

Inflasi yang cenderung turun menjadi penyebab harga obligasi naik dan memberi sentimen positif pada reksadana pendapatan tetap. Tercatat, inflasi Mei sebesar 0,07% lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu 0,55%.

"Ketika Lebaran ternyata inflasi bergerak turun di bawah ekspektasi, ini membuat pasar memperkirakan suku bunga acuan berpotensi turun dan akhirnya harga obligasi jadi naik," kata Wawan, Selasa (2/6).

Baca Juga: IHSG melesat 1,98%, pelonggaran PSBB menjadi katalis positif

Hingga akhir tahun Wawan memproyeksikan kinerja reksadana pendapatan tetap berpotensi tumbuh ke 7%. Namun, dengan asumsi suku bunga turun ke 4%-4,25%.

Wawan berpendapat suku bunga masih memiliki ruang untuk turun. "Kebijakan new normal otomatis membuat emiten butuh pendanaan dan salah satu peran pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi adalah dengan menurunkan suku bunga," kata Wawan.

Alhasil, dalam jangka pendek Wawan memproyeksikan ada potensi apresiasi harga obligasi yang akan meningkatkan kinerja reksadana pendapatan tetap.

Di sisi lain, penurunan suku bunga berpotensi menggerus kinerja reksadana pasar uang. Wawan mengatakan jika ekonomi masih belum pulih setelah kenormalan baru diterapkan maka suku bunga berpotensi turun di bawah 4%. Alhasil, target kinerja reksadana pasar uang yang berada di 5% tahun ini berpotensi turun ke 4%.

Baca Juga: Penerbitan produk reksadana baru anjlok 50% sepanjang Mei

Sedangkan, prospek kinerja reksadana saham di tahun ini masih suram. Wawan memproyeksikan kinerja reksadana saham sulit untuk kembali mencatatkan kinerja positif. Namun, perbaikan kinerja masih mungkin terjadi seiring kebijakan kenormalan baru yang membawa harapan.

"Pasar saham cenderung flat di Mei, tetapi ada harapan positif dari kebijakan new normal, tanpa adanya sentimen pasar saham bisa kembali terkoreksi karena fokus ke dampak penyebaran Covid-19 dan hubungan AS-China yang memanas lagi," kata Wawan.

Jika pelaksanaan kenormalan baru dibarengi dengan penurunan pasien positif corona maka Wawan memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tembus ke 5.000 di akhir tahun.

Baca Juga: IHSG menghijau sepekan, seluruh jenis reksadana ikut naik

Di tengah minimnya pertumbuhan kinerja reksadana saham, beberapa produk reksadana saham tercatat mampu menorehkan kinerja lebih tinggi dari kinerja IHSG maupun rata-rata kinerja reksadana saham. Seperti beberapa reksadana saham yang Panin Asset Management kelola.

Direktur Panin Asset Management (PAM) Rudiyanto mengatakan dalam satu minggu terakhir saham blue chip tercatat naik. Terutama saham perbankan. "Sektor yang saat ini menarik adalah perbankan, properti, perusahaan batubara, dan konsumsi," kata Rudiyanto.

Hingga akhir tahun Rudiyanto memproyeksikan IHSG tumbuh ke rentang 5.000-6.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×