Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Tendi Mahadi
Dimas memproyeksikan yield SUN turun ke 6,4%-6,5% di akhir tahun. Memang proyeksi tersebut tidak jauh dari level yield SUN tenor 10 tahun, Selasa (6/4) yang berada di 6,54%. "Yield bisa turun sedikit saja sudah baik karena hanya bisa berharap dari menipiskan spread dengan yield US Treasury saja," kata Dimas.
Alhasil, volatilitas tinggi di pasar obligasi masih akan terjadi dan manajer investasi harus melakukan aktif trading di kondisi seperti ini. Namun, bagi reksadana pendapatan tetap yang fokus memegang obligasi korporasi, Dimas mengatakan kinerja reksadana tersebut akan lebih stabil.
Baca Juga: Ini sentimen yang akan mempengaruhi kinerja industri reksadana di sisa tahun 2021
"Proyeksi return pasar obligasi di 5%-7% masih bisa tercapai di tahun ini, karena reksadana pendapatan tetap masih mendapat kupon yang rata-ratanya tinggi," kata Dimas.
Senada, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana memproyeksikan kinerja reksadana pendapatan tetap akan mulai pulih seiring kupon obligasi pemerintah yang cair di Mei. Besaran kupon berkisar 2,5%-3%.
Wawan juga memproyeksikan kinerja reksadana pendapatan tetap akan berbalik tumbuh positif di kuartal II-2021. Sentimen utama yang mendukung adalah aksi jual asing di pasar obligasi diproyeksikan akan mereda.
Selanjutnya: Simak prospek kinerja reksadana saham usai ambles di kuatal I-2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News