Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah melalui fase yang sulit pada tahun lalu, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) berpotensi mencetak perbaikan kinerja pada tahun ini.
Analis Ciptadana Sekuritas Robert Sebastian mengatakan, tahun lalu merupakan tahun yang berat bagi RALS karena adanya pandemi Covid-19. Dampaknya adalah pertumbuhan penjualan yang melemah.
"Namun pada kuartal keempat 2020, akan ada perbaikan penjualan seiring pembatasan sosial yang lebih longgar dan adanya hari raya natal. Kami perkirakan akan tumbuh 38,1% secara kuartalan menjadi Rp 591 miliar," kata Robert kepada Kontan.co.id, Senin (22/2).
Kendati demikian, Robert melihat akan ada penurunan margin kotor RALS seiring adanya diskon dan ragam promosi pada akhir tahun kemarin. Bahkan, RALS telah melakukan diskon clearance hingga 75% sejak akhir November hingga akhir 2020.
Baca Juga: Gerai di Mall Panakukang terbakar, kerugian Ramayana (RALS) dibayar asuransi
Oleh karena itu, Robert memperkirakan pada kuartal keempat 2020, margin laba kotor RALS akan turun 750 bps secara kuartalan menjadi 36,9%. Hal ini pada akhirnya akan menghasilkan kerugian Rp 102 miliar pada kuartal keempat 2020.
Secara kumulatif, Robert memproyeksikan dari sisi top line, Ramayana akan membukukan Rp 2,49 triliun atau turun 55,4% year on year (yoy) pada tahun 2020. Sementara dari bottom line akan mencatatkan kerugian Rp 197 miliar.
Sementara memasuki kuartal pertama tahun ini, Robert melihat periode ini masih akan penuh tantangan bagi RALS. Pasalnya, pemerintah sudah memberlakukan beberapa pembatasan sosial.
Baca Juga: Peritel Masih Terhimpit Daya Beli, Ini Rekomendasi Saham MAPI, ACES, RALS, dan LPPF
Hal ini membuat proses pemulihan penjualan di 44 gerai Ramayana di Jakarta masih akan berjalan lambat. Dengan kasus positif Covid-19 yang masih tinggi, pembatasan sosial sewaktu-waktu masih bisa terjadi. Oleh karena itu, kuartal pertama 2021 masih akan cukup sulit bagi RALS.
"Harapan terhadap kinerja RALS tahun ini terletak pada penjualan lebaran karena punya kontribusi 40%-45% terhadap total pendapatan. Ciptadana memproyeksikan tahun ini penjualan lebaran RALS sebesar Rp 1,5 triliun," imbuh Robert.
Angka tersebut masih di bawah level sebelum pandemi dengan penjualan lebaran mencapai Rp 2,4 triliun. Sebastian meyakini, vaksinasi akan memberi imbas positif pada periode lebaran. Namun, masih ada peluang pemerintah memberlakukan pembatasan sosial yang bisa mengganggu perayaan lebaran.
Ditambah lagi, RALS sebelumnya juga diuntungkan oleh momen kembalinya aktivitas sekolah. Namun, tahun ini sepertinya momen tersebut masih urung terjadi mengingat kegiatan belajar masih secara daring.
Baca Juga: Prospek RALS di tengah tekanan pandemi
"Walaupun banyak tantangan, kami melihat kinerja RALS tahun ini akan lebih baik. Dengan berhasil mengantongi pendapatan Rp 3,87 triliun dan laba bersih Rp 309 miliar, sesuai dengan proyeksi konsensus," jelas Sebastian.
Sebastian pun merekomendasikan untuk hold saham RALS dengan target harga yang lebih tinggi, yakni Rp 735 per saham, dari sebelumnya Rp 500. Pada Senin (22/2), harga saham RALS ditutup menguat 1,40% ke Rp 725 per saham.
Baca Juga: Tahun 2020,periode berat bagi Ramayana Lestari Sentosa (RALS)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News