Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Hal ini membuat proses pemulihan penjualan di 44 gerai Ramayana di Jakarta masih akan berjalan lambat. Dengan kasus positif Covid-19 yang masih tinggi, pembatasan sosial sewaktu-waktu masih bisa terjadi. Oleh karena itu, kuartal pertama 2021 masih akan cukup sulit bagi RALS.
"Harapan terhadap kinerja RALS tahun ini terletak pada penjualan lebaran karena punya kontribusi 40%-45% terhadap total pendapatan. Ciptadana memproyeksikan tahun ini penjualan lebaran RALS sebesar Rp 1,5 triliun," imbuh Robert.
Angka tersebut masih di bawah level sebelum pandemi dengan penjualan lebaran mencapai Rp 2,4 triliun. Sebastian meyakini, vaksinasi akan memberi imbas positif pada periode lebaran. Namun, masih ada peluang pemerintah memberlakukan pembatasan sosial yang bisa mengganggu perayaan lebaran.
Ditambah lagi, RALS sebelumnya juga diuntungkan oleh momen kembalinya aktivitas sekolah. Namun, tahun ini sepertinya momen tersebut masih urung terjadi mengingat kegiatan belajar masih secara daring.
Baca Juga: Prospek RALS di tengah tekanan pandemi
"Walaupun banyak tantangan, kami melihat kinerja RALS tahun ini akan lebih baik. Dengan berhasil mengantongi pendapatan Rp 3,87 triliun dan laba bersih Rp 309 miliar, sesuai dengan proyeksi konsensus," jelas Sebastian.
Sebastian pun merekomendasikan untuk hold saham RALS dengan target harga yang lebih tinggi, yakni Rp 735 per saham, dari sebelumnya Rp 500. Pada Senin (22/2), harga saham RALS ditutup menguat 1,40% ke Rp 725 per saham.
Baca Juga: Tahun 2020,periode berat bagi Ramayana Lestari Sentosa (RALS)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News