kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45896,39   -1,63   -0.18%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Ramayana (RALS) diperkirakan masih tertekan di semeser kedua 2021


Kamis, 21 Oktober 2021 / 19:39 WIB
Kinerja Ramayana (RALS) diperkirakan masih tertekan di semeser kedua 2021
ILUSTRASI. Kinerja PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) di kuartal ketiga 2021 terkendala adanya PPKM.


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) di kuartal ketiga 2021 terkendala dengan adanya Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat (PPKM) yang berkepanjangan pada bulan Juli dan dilanjutkan dengan PPKM Level 4 dan 3 di Jawa-Bali pada bulan Agustus.

Analis Mirae Asset Sekuritas, Christine Natasya dalam risetnya yang dirilis 18 Agustus 2021 menduga, adanya PPKM tersebut akan menyebabkan Ramayana membukukan rugi bersih lagi di kuartal ketiga 2021. Padahal, di kuartal kedua 2021, RALS sudah mencatatkan kinerja yang positif.

Menurut dia, di kuartal ketiga 2021 daya beli masyarakat berpenghasilan rendah masih lemah. Selain itu, penutupan toko RALS selama PPKM darurat dan persyaratan sertifikat vaksin Covid-19 untuk masuk ke tempat umum dan mal selama PPKM level 4, seharusnya menurunkan lalu lintas toko dan pendapatan peritel.

Chrisitne melihat, pemerintah telah mengeluarkan bantuan subsidi upah sebesar Rp 1 juta untuk pekerja dengan gaji bulanan di bawah Rp 3,5 juta dan terdampak dari diberlakukannya PPKM level 4 dan level 3. Menurut Christine, stimulus yang diberikan pemerintah ini tidak akan dipacu atau dihabiskan untuk berbelanja produk pakaian dari RALS. Hal ini karena sudah berlalunya momen lebaran di tahun ini.

Baca Juga: Dolar AS masih akan perkasa, rupiah berpotensi kembali melemah besok (22/10)

 

Selanjutnya, dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022, pemerintah telah menganggarkan subsidi listrik sebesar Rp 56,6 triliun pada tahun 2022 nanti, angka ini turun 8,13% secara year on year (yoy) dari tahun lalu.

Dalam pandangan Christine, dengan adanya pemotongan subsidi ini dapat menghentikan pemulihan pengeluaran konsumsi dari konsumen berpenghasilan rendah yang sebagian besar adalah pelanggan RALS.

Di semester kedua 2021, Analis Panin Sekuritas, Rendy Wijaya, dalam risetnya menilai kinerja RALS masih berpotensi tertekan. Hal ini karena penjualan online yang menurutnya masih berkontribusi minim, dan lemahnya lalu lintas pengunjung seiring dengan lemahnya mobilitas masyarakat.

Selain itu, daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah yang masih tertekan juga diperkirakan masih akan menekan kinerja RALS. Menurut Rendy margin laba operasi RALS juga masih lemah di tengah efisiensi perusahaan.

Baca Juga: Pertumbuhan penjualan toko Ramayana (RALS) baru akan terlihat di tahun 2023

“Sampai di semester pertama 2021, total penjualan online dari RALS hanya berkontribusi sebesar 0,8% terhadap total pendapatan perusahaan, dengan target manajemen hingga akhir tahun 2021 mendatang total penjualan online dapat mencapai 2,2% dari total pendapatan perusahaan,” kata Rendy dalam riset tanggal 23 September 2021.

Rendy memperkirakan pendapatan RALS akan mencapai Rp 2,71 triliun atau naik 7,4%. Sedangkan laba bersih diperkirakan mencapai Rp 177 miliar di tahun ini, dari kerugian di tahun lalu.

Di tahun ini Christine memangkas proyeksi pendapatan RALS sampai 34%. Sehingga dia memperkirakan pendapatan RALS akan berada di angka Rp 2,66 triliun atau hanya naik 5,2% dari tahun lalu. Sedangkan laba bersih diperkirakan masih mencatatkan keuntungan Rp 198,6 miliar dari kerugian di tahun lalu.

Christine merekomendasikan trading buy saham RALS dengan target harga Rp 700 per saham. Rendy merekomendasikan RALS hold dengan target harga Rp 660 per saham.

Baca Juga: PPKM makin longgar, cermati saham-saham sektor retail berikut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×