Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan kinerja buruk. Di pasar spot, rupiah ditutup melemah 0,33% ke level Rp 14.123 per dolar Amerika Serikat (AS) dan menjadikannya sebagai mata uang dengan pelemahan paling dalam di Asia.
Bernasib serupa, rupiah di kurs referensi Jisdor juga turut mencatatkan kinerja yang lesu. Mata uang Garuda ini ditutup di level Rp 14.133 per dolar AS atau melemah 0,38% dibandingkan penutupan sebelumnya.
Analis DC Futures Lukman Leong menjelaskan, pelemahan rupiah seiring dengan adanya aksi profit taking menyusul penguatan tajam yang terjadi di minggu sebelumnya. Selain itu, dolar AS yang mulai rebound di perdagangan Asia, setelah terpuruk dalam dua sesi sebelumnya turut menekan sentimen.
Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf menambahkan, pada perdagangan Jumat (22/10), rupiah berpotensi melanjutkan pelemahan. Menurut dia, sentimen eksternal yang lebih kuat akan memicu tren negatif rupiah berlanjut pada esok hari.
Baca Juga: Tak bertenaga, rupiah ditutup anjlok ke Rp 14.123 per dolar AS pada hari ini (21/10)
“Pasar kemungkinan akan terus mencermati mengenai kekhawatiran mengenai krisis energi, yang bisa memicu kekhawatiran inflasi. Hal ini berpotensi mempercepat Federal Reserve (The Fed) untuk melakukan tapering yang tentunya bisa jadi sentimen negatif buat rupiah,” kata Alwi ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (21/10).
Sebenarnya Alwi melihat, sentimen dari dalam negeri sebenarnya masih positif seiring membaiknya data-data ekonomi telah memacu arus dana asing masuk ke pasar dalam negeri. Selain itu, turunnya kasus Covid-19 dan DKI Jakarta sudah turun menjadi PPKM level 2 juga turut jadi sentimen positif.
Hanya saja, rupiah sudah menguat cukup tajam sebelum libur kemarin serta sentimen eksternal yang berpotensi lebih dominan membuatnya melihat rupiah akan melemah.
Senada Lukman Leong juga meyakini rupiah berpotensi kembali melanjutkan pelemahan. Menurutnya, laju penguatan the greenback belum akan berhenti seiring para pelaku pasar yang cenderung masih akan risk off sehingga akan kembali menekan rupiah.
Lukman menghitung, rupiah akan bergerak pada rentang Rp 14.075 - Rp 14.200 per dolar AS pada akhir pekan. Sedangkan Alwi memproyeksikan, rupiah diperdagangkan pada kisaran Rp 14.095 - Rp 14.175 per dolar AS di Jumat (22/10).
Selanjutnya: Pertumbuhan penjualan toko Ramayana (RALS) baru akan terlihat di tahun 2023
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News