kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja PTBA, ANTM dan TINS diprediksi kurang moncer, simak penjelasan analis


Kamis, 25 Juni 2020 / 19:43 WIB
Kinerja PTBA, ANTM dan TINS diprediksi kurang moncer, simak penjelasan analis
ILUSTRASI. Suasana penambangan batubara menggunakan bucket wheel escavator di lokasi penambangan batubara PT. Bukit Asam (PTBA) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan (20/5). PTBA menargetkan pembangunan dermaga di Tarahan rampung pada 2012. Dermaga yang memilki pengisia


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

Beberapa wilayah juga telah melakukan pelonggaran PSBB dan sudah banyak Negara yang melakukan kenormalan baru (new normal). Kegiatan operasional PTBA pun masih berjalan normal dengan mengikuti protokol kesehatan yang telah ditentukan.

“Di semester kedua ini kami bisa melakukan kegiatan produksi dan penjualan untuk menambal kekurangan di dua bulan belakangan akibat pandemi,” ujar Arviyan saat RUPS yang digelar Rabu (10/6).

Per Maret 2020, emiten pelat merah ini membukukan pendapatan senilai Rp 5,12 triliun, turun 4,01% secara year-on-year. Dari sisi bottomline, PTBA mengantongi laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 903,24 miliar.

Baca Juga: Jelang sore, harga emas spot makin menguat ke level US$ 1.766 per ons troi

Jumlah ini menyusut 20,5% bila dibandingkan dengan realisasi laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,13 triliun. Turunnya laba bersih ini tidak lepas dari penurunan harga jual rata-rata batubara.

“Kami memproyeksikan kelanjutan pelemahan permintaan dan harga batubara pada kuartal II-2020,” sambung Dessy.

Samuel Sekuritas Indonesia memproyeksikan volume produksi Bukit asam untuk tahun ini akan menurun, dari 29,1 juta ton pada tahun 2019 menjadi hanya 24,2 juta ton. Sementara itu, volume produksi PTBA diprediksi akan sedikit meningkat menjadi 24,4 juta ton pada 2021.

Baca Juga: Perbaiki kinerja, PT Timah (TINS) akan fokus efisiensi

Dessy memperkirakan harga rata-rata batubara akan berada pada level US$ 55 per ton pada akhir 2020 dari posisi sekarang yakni US$ 54 per ton. Dengan demikian, maka blended average selling price (ASP) atau harga jual rata-rata PTBA diperkirakan turun 3,9% secara tahunan dari Rp 769 ribu per ton menjadi Rp 739 ribu per ton pada akhir 2020.

Dessy menurunkan rekomendasi saham PTBA dari sebelumnya buy (beli) menjadi jual (sell) dengan target harga Rp 1.870 per saham. Rekomendasi ini diambil dengan menimbang estimasi penurunan pertumbuhan (earning per share/EPS) pada 2020 dan 2021 masing-masing di kisaran -35,0% dan -33,8% dengan tekanan pelemahan harga batubara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×