Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Timah Tbk (TINS) mengalami tekanan sepanjang tiga bulan pertama 2020. TINS menanggung kerugian bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga Rp 412,85 miliar. Padahal, di periode yang sama tahun sebelumnya TINS masih membukukan laba bersih senilai Rp 301,27 miliar.
Tertekannya kinerja emiten pelat merah tersebut di kuartal I-2020 ini tidak terlepas dari jatuhnya harga logam timah yang merupakan dampak akibat pandemi Corona (Covid-19).
Abdullah Umar Baswedan, Sekretaris Perusahaan PT Timah mengatakan, TINS akan melakukan sejumlah strategi efisiensi untuk beradaptasi di tengah perubahan pasar akibat pandemi Covid-19. Di antaranya, TINS akan memangkas biaya operasional atau operational expenditure (opex) sampai dengan 30%. Sementara itu, penggunaan belanja modal atau capital expenditure (capex) diprioritaskan kepada yang mendukung pencapaian target produksi.
Baca Juga: Pandemi Corona bikin kinerja PT Timah (TINS) tertekan sepanjang kuartal I-2020
Tahun ini TINS mengalokasikan capex Rp 1,5 triliun. Berdasarkan catatan Kontan.co.id, jumlah ini lebih rendah dari alokasi sebelumnya yang mencapai Rp 2 triliun.
TINS mencatatkan produksi bijih timah sepanjang kuartal I-2020 sebesar 15.217 ton, turun 29,5% dari volume pada 2019 yang mencapai 21.610 ton. Sebanyak 84% dari realisasi produksi kuartal I-2020 berasal dari penambangan darat, sedangkan 16% sisanya berasal dari penambangan laut.
Adapun volume produksi logam pada kuartal I-2020 mencapai 14.133 metrik ton (MT), turun dibandingkan realisasi produksi pada kuartal I-2019 yang sebesar 16.302 MT. Volume penjualan logam pada kuartal I-2020 sebesar 17.553 MT, naik jika dibandingkan dengan volume kuartal I-2019 yang hanya 12.553 MT.
Umar melanjutkan, TINS saat ini membuka opsi untuk merevisi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun ini. “Terkait dengan kondisi bisnis karena pandemi Covid-19, akan ada revisi RKAP dengan target produksi yang optimal untuk peningkatan kinerja dan fundamental,” terang Umar kepada Kontan.co.id, Senin (22/6).
Meski demikian, Umar mengaku belum bisa membeberkan lebih lanjut ihwal target produksi dan penjualan TINS untuk tahun ini.
Sebagai gambaran,sepanjang 2019 TINS mencatatkan volume penjualan timah sebesar 67.704 metrik ton (MT). Jumlah ini naik 50,05% dari volume penjualan TINS pada periode sebelumnya yang hanya 33.818 metrik ton.
Baca Juga: Beban membengkak, Timah (TINS) cetak rugi bersih Rp 412,85 miliar di kuartal I-2020
Adapun volume produksi logam timah TINS mencapai 76.389 MT, naik dari realisasi produksi tahun 2018 yang hanya 33.444 MT.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News