kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.321.000   -16.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.675   65,00   0,39%
  • IDX 8.258   105,78   1,30%
  • KOMPAS100 1.147   17,39   1,54%
  • LQ45 823   17,14   2,13%
  • ISSI 292   3,96   1,37%
  • IDX30 432   9,50   2,25%
  • IDXHIDIV20 491   9,72   2,02%
  • IDX80 128   2,49   1,99%
  • IDXV30 137   2,66   1,98%
  • IDXQ30 137   2,92   2,17%

Kinerja Produksi dan Penjualan PTBA Tumbuh Positif, Simak Rekomendasi Analis


Selasa, 21 Oktober 2025 / 18:23 WIB
Kinerja Produksi dan Penjualan PTBA Tumbuh Positif, Simak Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Sejumlah truk mengangkut batubara di area stockpile in pit RL 35, kawasan IUP Tambang Air Laya PT Bukit Asam Tbk, di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, Rabu (18/10/2024). PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan kinerja operasional yang mengesankan hingga berakhirnya kuartal III-2025.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan kinerja operasional yang mengesankan hingga berakhirnya kuartal III-2025. Kinerja positif ini berpotensi berlanjut hingga akhir 2025, meski harga batubara global rentan berfluktuasi. 

Hingga akhir September 2025, PTBA mampu mencatatkan kenaikan volume produksi batubara sebesar 9% year on year (yoy) menjadi 35,90 juta ton. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu, PTBA memproduksi 32,97 juta ton batubara.

Sementara itu, volume penjualan batubara PTBA tercatat sebesar 33,70 juta ton per akhir kuartal III-2025 atau meningkat 8% yoy dibandingkan capaian per kuartal III-2024 yang sebanyak 31,28 juta ton.

Sebanyak 56% penjualan batubara PTBA terserap oleh pasar domestik, sedangkan sisanya untuk pasar ekspor.

Baca Juga: PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Tersandung Penurunan Harga Batubara

Sejalan dengan peningkatan produksi dan penjualan, volume angkutan batubara PTBA sampai dengan kuartal III-2025 mencapai 30,02 juta ton. Hasil ini meningkat 8% dari realisasi pada periode yang sama di tahun sebelumnya yakni 27,83 juta ton.

Pihak PTBA menyebut, momentum pemulihan harga batubara global mulai terlihat berkat adanya tren peningkatan indeks ICI sejak pertengahan kuartal III-2025 sampai awal kuartal IV-2025. 

"Dengan momentum tersebut ditambah dengan bekal pertumbuhan kinerja dan efisiensi berkelanjutan, PTBA optimistis capaian operasional yang solid ini dapat mengurangi tekanan akibat pelemahan harga batubara yang terjadi sepanjang kuartal III-2025, sekaligus menjadi fondasi positif bagi peningkatan kinerja keuangan hingga akhir tahun," ungkap Manajemen PTBA dalam keterangan resmi, Senin (20/10/2025).

 

Dihubungi terpisah, Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi mengatakan, meski volume produksi dan penjualan batubara PTBA mampu tumbuh positif, ada kemungkinan PTBA tetap terpapar efek pelemahan harga komoditas tersebut yang terjadi pada awal tahun. Apalagi, momentum pemulihan harga batubara baru terlihat mulai pertengahan kuartal ketiga.

Alhasil, ketika laporan keuangan kuartal III-2025 dirilis, pertumbuhan laba bersih PTBA diperkirakan tidak akan sekuat pertumbuhan kinerja operasionalnya.

“Jadi, meski pendapatan bisa tumbuh tipis, margin laba berisiko tergerus karena ASP (Average Selling Price) yang turun,” ujar dia, Selasa (21/10).

Baca Juga: Kinerja PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Tertekan Harga Jual dan Permintaan

Besar kemungkinan volume produksi dan penjualan batubara PTBA akan kembali tumbuh pada kuartal IV-2025.

Hal ini didukung oleh peningkatan permintaan batubara di pasar domestik terutama dari PT PLN, serta peluang ekspor ke pasar India dan Vietnam. Namun, fluktuasi harga batubara dan tekanan logistik tetap menjadi faktor yang dapat membatasi potensi pertumbuhan kinerja.

Wafi juga menyoroti langkah PTBA yang berencana memulai proyek hilirisasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME) pada 2026 mendatang. Pihak PTBA disebut akan menyediakan batubara sebanyak 5—6 juta ton per tahun sebagai pasokan bahan baku DME.

Proyek DME diyakini akan menjadi game changer jangka panjang bagi PTBA. Walau begitu, pada fase awal proyek DME bisa menambah beban investasi dan menurunkan margin jangka pendek lantaran adanya biaya capital expenditure (capex) yang besar, ditambah proyek ini belum langsung menghasilkan pendapatan.

“Jadi, efek positifnya baru akan terasa 2—3 tahun setelah proyek beroperasi,” imbuh dia.

Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) Ekspansi ke Sektor Energi Terbarukan, Cek Rekomendasi Sahamnya

Menurut Wafi, saham PTBA masih menarik bagi investor lantaran emiten ini memiliki rekam jejak pembagian dividen yang tinggi dan fundamental solid.

Hal ini terlihat dari valuasi saham PTBA yang tergolong murah dengan price to earning ratio (PER) di level 6—7 kali dan dividen yield sekitar 10%. Dia pun merekomendasikan beli saham PTBA dengan target harga di level Rp 3.400 per saham.

Selanjutnya: Pertumbuhan Kinerja Mitra Adiperkasa Berpotensi Melambat, Cek Rekomendasi Sahamnya

Menarik Dibaca: Hujan Sangat Lebat di Provinsi Ini, Cek Peringatan Dini Cuaca Besok (22/10) dari BMKG

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×