Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
Selain perlu mencermati inflasi AS, investor juga perlu memahami bahwa konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina bisa menekan kinerja obligasi.
Reza menuturkan bahwa pergerakan indeks obligasi ke depan punya potensi bagus. Hal itu menimbang tingkat suku bunga yang nampaknya masih akan naik hingga kuartal pertama tahun depan. Kemudian, suku bunga baru berpotensi flat di kuartal ke 3.
Dari sisi yield atau imbal hasil sebenarnya masih menguntungkan. Sampai akhir tahun, HPAM menilai level yield obligasi pemerintah 10 tahun akan berada pada kisaran 6.8% - 7.10%, atau lebih tinggi dibandingkan awal tahun 2022 di level 6.4%.
Baca Juga: Cadangan Devisa Bisa Menguat Meski Rupiah Loyo
"Level tersebut dianggap sebagai area yang cukup menarik bagi investor untuk berinvestasi di obligasi pemerintah. Ditambah lagi melihat fundamental Indonesia yang lebih baik dibandingkan negara-negara regional," ujar Reza.
Reza menyarankan untuk jangka pendek bisa dimanfaatkan trading pada level 7.10% - 7.40%, ataupun menyamakan durasi portofolio obligasi dengan benchmark. Sebab, fluktuasi di pasar obligasi masih cukup tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News