Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Analis Penilaian Harga Efek Indonesia (PHEI) Roby Rushandie menambahkan kinerja obligasi korporasi bisa unggul juga karena didukung faktor pemegang obligasi yang mayoritas investor lokal. Obligasi korporasi yang lebih jarang ditransaksikan maka harganya lebih stabil.
Ke depan, Fayadri memproyeksikan seiring pemulihan ekonomi baik obligasi korporasi maupun obligasi pemerintah akan berprospek baik. Terlebih dengan stimulus serta pelaksanaan vaksinasi yang lancar.
Senada, Roby mengatakan prospek pertumbuhan ekonomi di tahun ini akan lebih baik karena aktivitas ekonomi mulai berjalan normal. "Tentunya, seiring pemulihan ekonomi risiko obligasi korporasi berpeluang turun meski tidak signifikan," kata Roby. Dengan begitu investor baiknya tetap selektif jika berinvestasi di obligasi korporasi.
Baca Juga: Kuartal I-2021, penerbitan surat utang korporasi capai Rp 20,58 triliun
Memang obligasi korporasi bisa menjadi alternatif investasi bagi investor yang mengharapkan imbal hasil yang lebih tinggi. Namun, Fayadri juga mengatakan perlu diingat bahwa likuiditas obligasi korporasi ini di pasar sekunder tidak sebagus obligasi pemerintah.
"Sebelum memutuskan untuk berinvestasi di obligasi korporasi baiknya investor memerhatikan kondisi fundamental dari korporasi penerbit obligasi," kata Fayadri. Korporasi yang memiliki fundamental kuat di tengah pandemi dan memiliki potensi pertumbuhan kinerja yang baik setelah ekonomi pulih, layak dijadikan pilihan investor. Tak ketinggalan, perlu juga investor untuk mencari tahu informasi mengenai track record korporasi tersebut.
Baca Juga: Kinerja reksadana pendapatan tetap berpotensi positif meski yield terus naik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News