Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Membaiknya indikator makro ekonomi Indonesia berpotensi mendorong pertumbuhan pasar sukuk pada tahun 2016.
Presiden Direktur PT Penilai Harga Efek Indonesia alias Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Ignatius Girendroheru menjelaskan, sepanjang tahun 2015, kinerja pasar obligasi syariah tercatat positif.
Tercermin pada kinerja obligasi syariah yakni Indonesia Sukuk Index Composite – Total Return (ISIXC – TR) pada tahun 2015 yang tumbuh 6% dari posisi 160,56 ke level 170,12.
Kenaikan tersebut disumbangkan oleh kinerja sukuk korporasi yakni Indonesia Corporate Sukuk Index Composite – Total Return (ICSIX – TR) yang naik 9,7% dari semula 172,24 menjadi 188,92 pada periode sama.
Amunisi tambahan juga berasal dari kinerja sukuk negara alias Indonesia Government Sukuk Index Composite – Total Return (IGSIX – TR) yang menggemuk 5,8% dari 159,2 menjadi 168,5.
Analis Sucorinvest Central Gani Ariawan menduga, kinerja pasar sukuk pada tahun 2016 berpeluang mencapai 8% - 12%. Sebab, pasar obligasi dalam negeri berpotensi tumbuh. Pemicunya, indikator makro ekonomi domestik yang mulai membaik.
Inflasi Tanah Air diprediksi 4% (±1%) sepanjang tahun Monyet Api. Begitu pula dengan prediksi pertumbuhan ekonomi internal yang diproyeksikan mencapai 5,3%.
Analis PT Capital Asset Management Desmon Silitonga menerawang, pasar sukuk dalam negeri bisa mencetak return 5% - 10% pada tahun 2016. Apalagi ada peluang bagi Bank Indonesia (BI) untuk memangkas suku bunga acuan yang saat ini bertengger di level 7,5%.
“Pasar keuangan kita lebih baik. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mendukung pasar syariah. Bisa mendorong instrumen syariah berjalan lebih positif,” terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News