Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) menorehkan kinerja solid sepanjang sembilan bulan pertama 2025.
Perusahaan agribisnis terintegrasi ini membukukan penjualan bersih Rp 43,10 triliun hingga akhir September 2025, naik 4,41% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp41,27 triliun.
Dari total pendapatan tersebut, lini bisnis peternakan komersial menyumbang Rp 17,28 triliun, diikuti pakan ternak Rp 11,1 triliun, pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen Rp 7,72 triliun, budidaya perairan Rp 3,68 triliun, pembibitan Rp 2,46 triliun, serta perdagangan lainnya Rp 1,66 triliun.
Kenaikan penjualan itu turut mendorong laba bruto Japfa menjadi Rp8,71 triliun, lebih tinggi dari Rp7,94 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun laba bersih perseroan melonjak 15,05% secara tahunan menjadi Rp2,41 triliun dari Rp2,09 triliun.
Baca Juga: Laba dan Penjualan Japfa Comfeed (JPFA) Kompak Naik per Kuartal III-2025
Direktur Corporate Affairs Japfa Comfeed, Rachmat Indrajaya, menjelaskan bahwa capaian positif tersebut ditopang oleh strategi inovasi dan efisiensi yang dijalankan perusahaan.
Japfa terus melakukan diversifikasi produk di seluruh lini bisnis dan memanfaatkan teknologi dalam proses produksi serta distribusi. “Kami optimistis dengan kinerja hingga akhir tahun ini dan berharap dapat meningkat lagi pada tahun depan,” ujar Rachmat kepada Kontan, Selasa (4/11/2025).
Rachmat menambahkan, potensi pertumbuhan industri peternakan di Indonesia masih besar, mengingat tingkat konsumsi daging ayam per kapita masyarakat yang masih rendah dibanding negara-negara Asia Tenggara.
Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya protein hewani menjadi peluang bagi pertumbuhan permintaan.
Namun, ia juga menyoroti tantangan yang datang dari fluktuasi harga bahan baku dan ketidakpastian geopolitik global, termasuk dampak konflik Rusia-Ukraina terhadap rantai pasok dunia.
Baca Juga: Prospek Cerah Kinerja Japfa Comfeed, Intip Target Harga Saham JPFA dari Analis
Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis Setyo, menilai kinerja positif Japfa turut didorong kenaikan harga DOC (day-old chick) dan ayam broiler, serta stabilnya permintaan pasar.
“Pertumbuhan di semua segmen bisnis juga ditopang oleh kenaikan harga jual, peningkatan volume, dan dukungan kebijakan pemerintah seperti program culling ayam serta pengurangan kuota impor grand parent stock (GPS) tahun 2024,” jelasnya.
Azis memperkirakan Japfa masih akan mencatatkan pertumbuhan kuat pada kuartal IV-2025, seiring meningkatnya konsumsi menjelang musim perayaan akhir tahun.
Menurutnya, harga jual yang tinggi, volume penjualan yang solid, serta berkurangnya impor GPS akan memperkuat profitabilitas perusahaan. Di sisi lain, ekspansi Japfa ke sektor hilir melalui bisnis pengolahan unggas dan produk konsumen juga akan menjadi pendorong tambahan.
Baca Juga: Pemulihan Permintaan Sokong Kinerja Japfa Comfeed (JPFA), Simak Rekomendasi Sahamnya
Meski demikian, Azis mengingatkan sejumlah risiko yang dapat menekan kinerja, seperti pelemahan daya beli, persaingan industri yang ketat, dan kenaikan biaya operasional.
Ia merekomendasikan saham JPFA untuk dibeli dengan target harga Rp 3.110 per saham, naik dari rekomendasi sebelumnya Rp2.010. Target tersebut mencerminkan valuasi price earnings ratio (PER) 11,6 kali dan price to book value (PBV) 1,9 kali, masih di bawah rata-rata industri 2,2 kali.
Pada perdagangan Rabu (5/11), saham JPFA ditutup menguat tipis 0,41% ke level Rp2.440 per saham. Secara tahun berjalan, harga saham emiten unggas ini sudah melesat 29,44%.
Selanjutnya: Harga Emas Antam Hari Ini, Kamis (6/11), Naik Rp 27.000 Jadi Rp 2.287.000 Per Gram
Menarik Dibaca: Kumpulan Promo Ancol Beli 1 Tiket 3 Petualangan Hemat, sampai 30 November Saja
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













