kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja membaik, Merck Indonesia (MERK) bidik pertumbuhan 3% di tahun ini


Rabu, 16 Juni 2021 / 20:54 WIB
Kinerja membaik, Merck Indonesia (MERK) bidik pertumbuhan 3% di tahun ini


Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan sains dan teknologi, PT Merck Tbk (MERK) membidik pertumbuhan kinerja yang positif di tahun ini. Kendati kondisi pandemi Covid-19 masih berlangsung, manajemen optimistis perseroan dapat membukukan pertumbuhan pada kinerja pendapatan sebesar 3% dari torehan di tahun 2020. 

Presiden Direktur MERK Evie Yulin menyampaikan, secara angka pertumbuhan 3% itu terlihat kecil, akan tetapi dia meyakini bahwa MERK masih akan tetap tumbuh jauh di atas pasar yang diprediksikan minus 1,9% berdasarkan proyeksi dari IQVIA.

"Perlu dicatat, pertumbuhan 3% ini terlihat kecil tetapi kita akan tumbuh tetap jauh di atas market. Prediksi pertumbuhan market di 2021 itu hanya minus 1,9% jd kita cukup tinggi di atas market," kata Evie dalam Paparan Publik Virtual, Rabu (16/6). 

Baca Juga: Merck (MERK) bagikan dividen final Rp 54,65 miliar atau Rp 122 per saham

Sebagai gambaran, MERK membukukan pendapatan sebesar Rp 655,84 miliar di tahun lalu. Angka tersebut menurun 11,92% secara tahunan atau yoy dari semula Rp 744,63 miliar di tahun 2019. Begitu pun dengan torehan laba perusahaan yang terkontraksi 8,12% menjadi Rp 71,90 miliar di akhir Desember 2020. 

Evie memaparkan, keoptimisan MERK didorong oleh sejumlah peluang bisnis yang hadir di tahun ini. Seperti misalnya di lini bisnis produk fertility atau kesuburan, yang tercatat mengalami peningkatan penjualan di sepanjang kuartal I-2021. Dia menyebut, hal itu terjadi karena klinik-klinik yang sebelumnya tutup karena pandemi, sudah mulai berjalan kembali di tahun ini.  

"Klinik-klinik penanganan bayi tabung yang pada tahun 2020 banyak sekali tutup karena pandemi, saat ini sudah mulai aktif dan berjalan normal dengan protokol kesehatan yang sangat ketat. Di situ kita melihat kita punya peluang besar untuk meningkatkan bisnis kita di fertility market," paparnya. 

Produk fertility merupakan salah satu produk unggulan MERK sehingga diproyeksikan akan menjadi kontributor pendapatan yang cukup besar untuk ke depannya. Dia bilang, produk fertility sebenarnya memiliki range pasar yang luas, hanya saja penetrasinya masih rendah sehingga awareness ke masyarakat harus ditingkatkan. 

Selain itu, MERK juga menilik peluang positif dari segmen produk diabetes. Evie mengatakan, segmen produk diabetes merupakan salah satu yang produk diunggulkan oleh MERK karena diklaim memiliki varian yang beragam. 

"Saat ini kita baru me-launch indikasi baru untuk produk diabetes ini yaitu prediabetes yang merupakan satu-satunya  di Indonesia dan sudah mendapatkan approval indikasi prediabetes. Jadi kita berharap ini akan menjadi kontribusi yg cukup besar juga," jelas Evie. 

Evie menambahkan, produk concor atau segmen obat penurunan darah tinggi juga berpeluang untuk menghasilkan kontribusi yang positif terhadap pendapatan MERK di tahun ini. Sehingga sebagai prospek bisnis baru, Evie melihat belum banyak kompetitor di lapangan. 

Sementara itu, Direktur Keuangan Merck Bambang Nurcahyo mengatakan bahwa peluang bisnis di tahun ini juga berasal dari kerja samanya dengan P&G Home Product Indonesia. Yang mana, pada 1 Desember lalu, MERK baru saja menjalankan perannya sebagai prinsipal penyedia barang dan jasa secara langsung kepada P&G Home Product Indonesia. 

 

"Kami selalu bisa men-deliver produk-produk yang diminta oleh P&G kemudian juga dengan remunerasi yang cukup atraktif sebesar 15,5% dari harga pokok produksi itu membuat kami cukup optimis untuk menatap 2021," kata Bambang. 

Sehingga di tahun ini, MERK pun mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar EUR 3,3 juta. Direktur MERK Arryo Aritrixso bilang, dana yang bersumber dari kas internal perusahaan tersebut akan digunakan untuk modernisasi, peremajaan fasilitas produksi, serta otomasi dan juga digitalisasi. 

"Karena ke depan tantangan terbesar adalah mempertahankan bahkan meningkatkan efisiensi melalui digitalisasi di fasilitas produksi site di perseroan ini," pungkasnya.  

Adapun, di kuartal I-2021 MERK berhasil membukukan peningkatan pendapatan sebesar 56% menjadi Rp 253 miliar dari semula Rp 162 miliar di periode yang sama tahun lalu. Seiring dengan pertumbuhan tersebut, MERK pun mampu meraih laba sebesar Rp 53 miliar atau meningkat 51% dari laba di kuartal I-2020 senilai Rp 35 miliar. 

Selanjutnya: Emiten farmasi masih punya sentimen positif di tahun 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×