Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
Selain itu, MERK juga menilik peluang positif dari segmen produk diabetes. Evie mengatakan, segmen produk diabetes merupakan salah satu yang produk diunggulkan oleh MERK karena diklaim memiliki varian yang beragam.
"Saat ini kita baru me-launch indikasi baru untuk produk diabetes ini yaitu prediabetes yang merupakan satu-satunya di Indonesia dan sudah mendapatkan approval indikasi prediabetes. Jadi kita berharap ini akan menjadi kontribusi yg cukup besar juga," jelas Evie.
Evie menambahkan, produk concor atau segmen obat penurunan darah tinggi juga berpeluang untuk menghasilkan kontribusi yang positif terhadap pendapatan MERK di tahun ini. Sehingga sebagai prospek bisnis baru, Evie melihat belum banyak kompetitor di lapangan.
Sementara itu, Direktur Keuangan Merck Bambang Nurcahyo mengatakan bahwa peluang bisnis di tahun ini juga berasal dari kerja samanya dengan P&G Home Product Indonesia. Yang mana, pada 1 Desember lalu, MERK baru saja menjalankan perannya sebagai prinsipal penyedia barang dan jasa secara langsung kepada P&G Home Product Indonesia.
"Kami selalu bisa men-deliver produk-produk yang diminta oleh P&G kemudian juga dengan remunerasi yang cukup atraktif sebesar 15,5% dari harga pokok produksi itu membuat kami cukup optimis untuk menatap 2021," kata Bambang.
Sehingga di tahun ini, MERK pun mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar EUR 3,3 juta. Direktur MERK Arryo Aritrixso bilang, dana yang bersumber dari kas internal perusahaan tersebut akan digunakan untuk modernisasi, peremajaan fasilitas produksi, serta otomasi dan juga digitalisasi.
"Karena ke depan tantangan terbesar adalah mempertahankan bahkan meningkatkan efisiensi melalui digitalisasi di fasilitas produksi site di perseroan ini," pungkasnya.
Adapun, di kuartal I-2021 MERK berhasil membukukan peningkatan pendapatan sebesar 56% menjadi Rp 253 miliar dari semula Rp 162 miliar di periode yang sama tahun lalu. Seiring dengan pertumbuhan tersebut, MERK pun mampu meraih laba sebesar Rp 53 miliar atau meningkat 51% dari laba di kuartal I-2020 senilai Rp 35 miliar.
Selanjutnya: Emiten farmasi masih punya sentimen positif di tahun 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News