Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Realisasi kinerja yang merosot di kuartal I-2015 membuat PT Astra International Tbk (ASII) memutar otak untuk menggenjot peforma. Kali ini, yang dilakukan manajemen adalah melakukan restrukturisasi fungsi anak usaha.
Anak usaha yang dimaksud adalah PT Toyota Astra Motor (TAM). TAM merupakan perusahaan patungan antara Astra International dengan PT Toyota Motor Corporation (TMC). Masing-masing mengempit 51% dan 49% kepemilikan di TAM.
Suparno Djasmin, Direktur ASII menjelaskan, saat ini TAM mendistribusikan produk Toyota kepada lima dealer utama, termasuk Auto 2000 milik ASII. Lima dealer utama ini selain menjual langsung kepada konsumen juga beperan melakukan distribusi kepada sub-dealer.
Nah, manajemen ASII berniat mengalihkan fungsi sub distribusi yang awalnya dilakukan para dealer utama itu ke pihak TAM. Sehingga, ke depan, para dealer utama hanya akan melakukan penjualan secara langsung kepada para konsumen. Sedangkan, TAM akan menangani langsung pendistribusian kepada para sub-dealer
Restrukturisasi ini dinilai bisa membangun jaringan penjualan dan distribusi yang lebih efisien dan kompetitif. Termasuk perluasan peranan distribusi TAM serta peningkatan operasional logistik melalui manajemen yang terpusat. Manajemen persediaan dan inventori diharapkan juga membaik.
Suparno memperkirakan penataan ulang fungsi ini tidak berdampak material dalam jangka pendek terhadap laba besih konsolidasi Grup Astra. "(tetapi) dapat berdampak positif (terhadap laba konsolidasi Astra) ke depan," ujarnya dalam peranyataan resmi, Rabu (3/6).
Penataan ulang fungsi ini akan dilakukan secara bertahap. Sebagai langkah awal, ASII dan TAM meneken nota kesepahaman (MoU) terkait hal tersebut. Penataan ulang ini akan berlaku efektif jika kesepakatan perjanjian dealer baru sudah ditandatangani. Adapun, rencana penandatanganan akan dilakukan pada Juli 2015.
Seperti diketahui, sepanjang Januari-Maret 2015, laba bersih ASII anjlok hingga 15,46% secara year-on-year (yoy). Per akhir Maret 2015, laba bersih ASII tercatat sebesar Rp 3,99 triliun. Angka ini menyusut dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu sebesar Rp 4,72 triliun. Hal ini imbas melempemnya kinerja sejumlah divisi khususnya otomotif.
Laba dari divisi otomotif longsor sekitar 20,88% menjadi sebesar Rp 1,62 triliun. Selain karena pelemahan pertumbuhan ekonomi, perang diskon masih menjadi penyebab merosotnya penjualan otomotif Astra.
Penjualan mobil Astra turun 21% menjadi 137.000 unit. Kondisi tersebut berbuntut menurunnya pangsa pasar menjadi kendaraan roda empat dari 53% menjadi 49%.
Sementara itu, penjualan sepeda motor turun sebesar 13% menjadi 1,1 juta unit. Namun, secara pangsa pasar mengalami kenaikan menjadi 68%. Penurunan penjualan kendaraan Astra seiring dengan penurunan penjualan secara nasonal.
Bisnis komponen otomotif juga memberikan kontribusi yang rendah akibat depresiasi rupiah terhadap dollar AS. Hal itu ditambah dengan volume dan margin manufaktur yang menipis. PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), grup manufaktur komponen otomotif mencatatkan penurunan laba besih hingga Rp 67% menjadi hanya Rp 87 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News