Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Tahun ini, PT Astra International Tbk (ASII) hanya akan melanjutkan proyek dari tahun sebelumnya. Karena itu anggaran belanja modal alias capital expenditure (capex) ASII tahun ini sama dengan tahun lalu, yakni Rp 13 triliun.
Prijono Sugiarto, Presiden Direktur ASII, merinci, dana tersebut sekitar Rp 5 triliun untuk PT United Tractors Tbk (UNTR). PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mendapat Rp 2 triliun-Rp 3 triliun. Lalu, pengembangan sektor otomotif, termasuk pembangunan outlet baik Toyota Astra Motor maupun Astra Daihatsu Motor sekitar Rp 500 miliar.
Sisanya akan digunakan untuk beberapa sektor bisnis ASII lain, seperti jasa keuangan, infrastruktur, logistik dan sebagainya serta teknologi informasi. "Hingga kini, penyerapan capex secara konsolidasi sekitar 20%," ujar Prijono, Selasa (28/4).
Manajemen ASII mengaku, anggaran capex tahun ini memang tak banyak bertumbuh, lantaran situasi perekonomian di dalam negeri sedang melambat. Namun, Grup Astra tetap akan melanjutkan sejumlah proyek yang kini sedang dan masih berjalan.
Misalnya, proyek PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) yang membentuk PT Evoluzione Tyers (Evoty) bersama produsen ban asal Italia, Pirelli Tyre SpA. Kemudian, pengembangan anak usaha UNTR, PT Asmin Bara Bronang (ABB) yang baru menjalani tahap normalisasi. ASII juga menargetkan penyelesaian seksi II dan seksi III jalan tol Kertosono-Mojokerto di akhir tahun 2015. Jalan tol ini sepanjang 40,5 kilometer (km).
Emiten ini juga berupaya merampungkan pembebasan lahan untuk ruas jalan tol Cinere-Serpong. Saat ini pembebasan lahan 50% dan targetnya di penghujung tahun nanti bisa selesai 100%.
ASII memiliki kepemilikan sebesar 40% pada konsesi jalan tol tersebut. Sedangkan, sisanya, milik BUMN jalan tol, PT Jasa Marga Tbk (JSMR).
Tak hanya itu, ASII akan sedang menggarap bisnis properti melalui proyek menara Astra (Astra Tower) dan apartemen Anandamaya Residences. "Total investasi dua proyek itu mencapai Rp 8,2 triliun," ujar Prijono.
Di lahan seluas 2,4 hektare (ha) tersebut, Astra, melalui tentakel bisnis Astra Property akan membangun satu gedung perkantoran, Astra Tower dan tiga menara Anandamaya Residences, yang termasuk kategori apartemen mewah. Astra akan menggandeng Hongkong Land Pte Ltd menggarap proyek apartemen. Keduanya membentuk perusahaan patungan, PT Brahmayasa Bahtera.
Astra Property menguasai 60% saham di Brahamayasa, sedangkan sisanya milik Hongkong Land. Secara total, Andandamaya memiliki 509 unit apartemen di tiga menara. Saat ini, total booking unit sudah mencapai 90%.
Tak hanya mengembangkan proyek properti tersebut, Astra dikabarkan akan mengakuisisi PT Intiland Development Tbk (DILD). Namun, terkait hal itu Prijono membantah hal tersebut. "Aduh, kabar dari mana lagi itu, tidak ada itu," kata dia.
David Iman Santosa, Chief Astra Property juga enggan menanggapi kabar akuisis DILD tersebut. Kepada KONTAN ia hanya bilang, saat ini fokus pada kedua proyek tersebut.
Kedua proyek itu dalam tahap ground breaking dan pembangunan basement. Targetnya, kedua proyek ini kelar tahun 2018. David mengklaim, pembangunan proyek di Sudirman, Jakarta Pusat sesuai jadwal. Proyek Astra Tower digarap oleh Shimizu Co Ltd dan
PT Total Bangun Persada (TOTL). Sedangkan, kontraktor proyek Anandamaya adalah PT Tatamulia Nusantara Indah.
Kemarin, di bursa harga saham ASII anjlok 1,01% ke Rp 7.375 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News