Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) diyakini melanjutkan kinerja positif hingga akhir 2024. Pembangunan empat hingga lima Rumah Sakit (RS) baru tahun ini dan pendaptan dari Jaminan Keamanan Nasional (JKN) bakal mendukung HEAL.
Analis BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) Ismail Fakhri Suweleh melihat, HEAL memiliki volume lalu lintas yang kuat untuk mempertahankan momentum pendapatan di kuartal kedua 2024 dan seterusnya. Kinerja HEAL di kuartal pertama tahun ini telah menunjukkan optimalisasi pengendalian biaya dan perluasan volume.
Emiten pengelola Rumah Sakit Hermina tersebut telah menambah pengoperasian tempat tidur tambahan sekitar 745 tempat tidur di kuartal pertama, mencapai 68% dari target manajemen di tahun 2024. Selain itu, harga layanan ataupun Average Selling Price (ASP) meningkat 3% di periode tiga bulan pertama tahun ini.
Baca Juga: Raksasa Bisnis Rumah Sakit Malaysia, Bersiap Masuk ke Indonesia
“Meskipun lalu lintas pasien pada bulan April 2024 mungkin mencerminkan efek musiman karena libur Idul Fitri yakni sebagai bulan-bulan yang lebih lemah, kami yakin lalu lintas pada sisa kuartal kedua dan kuartal ketiga 2024 akan kembali normal,” ungkap Ismail dalam riset 17 Mei 2024.
Berdasarkan pemeriksaan BRI Danareksa Sekuritas, lalu lintas pasien di fasilitas pelayanan kesehatan primer di wilayah Jakarta menunjukkan pertumbuhan sebesar 27% year to date (ytd) per Mei 2024, dengan volume JKN yang dirujuk ke HEAL sebesar 5-6%.
Di samping itu, Ismail menaikkan estimasi laba bersih HEAL untuk 2024-2025 sebesar 10%/14% menjadi Rp 656 miliar dan Rp 792 miliar. Optimisme ini menegaskan kembali rencananya untuk menambah empat rumah sakit baru di 2024.
BRIDS memperkirakan penambahan rumah sakit HEAL ini akan membantu pertumbuhan volume, meskipun akan disertai dengan peningkatan dalam biaya gaji pra-operasional, yang diperkirakan sekitar 1-1,5% dari pendapatan.
Baca Juga: Anggaran Kesehatan Naik 8,7%, Kinerja Emiten Rumah Sakit Akan Semakin Merekah
Dengan menggabungkan hasil kuartal I-2024, perkiraan pertumbuhan volume Rawat Inap (Inpatient) dan Rawat Jalan (Outpatient) masing-masing sebesar 9% dan 1% di 2024. Selain itu, BRIDS menurunkan perkiraan biaya obat sebesar 250 bps karena dampak optimalisasi biaya diyakini akan terus berlanjut.
“Kami memperkirakan momentum pendapatan HEAL yang kuat akan dipertahankan di kuartal kedua hingga kuartal ketiga 2024,” imbuh Ismail.
Investment Consultant PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Reza Priyambada mengatakan, pada dasarnya penambahan Rumah Sakit HEAL tersebut seiring dengan pertimbangan bahwa di daerah tersebut akan ada permintaan akan layanan kesehatan.
Untuk diketahui, HEAL berencana membangun empat rumah sakit berlokasi di Pasuruan, Madiun, PIK 2, dan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Bisa jadi pertimbangan manajemen HEAL membuka rumah sakit disana untuk memenuhi layanan terpadu kesehatan di wilayah tersebut seperti IKN yang nantinya akan banyak penduduk baru yang akan tinggal,” jelas Reza kepada Kontan.co.id, Kamis (4/7).
Baca Juga: Sejumlah Emiten Rumah Sakit Masih Gencar Menggelar Ekspansi
Reza menambahkan, adanya penambahan rumah sakit ini tentunya akan menambah kontribusi pendapatan HEAL. Di sisi lain, terdapat konsekuensi akan adanya beban biaya yang timbul, semisal jasa dokter, obat-obatan, dan operasional RS itu sendiri.
“Namun sepanjang pendapatan bisa menutupi biaya operasional, maka hal tersebut tidak menjadi masalah. Kerjasama dengan BPJS pun juga bagian dari upaya pengembangan, asalkan pembayaran dari BPJS lancar sehingga cash flow HEAL tidak terganggu,” tambahnya.
Sementara itu, Reza menyebutkan, tantangan bagi HEAL adalah persaingan dengan Rumah Sakit lainnya yang memiliki kelas yang sama. Kemudian, tantangan penanganan SDM, baik dokter maupun pekerja yang memiliki keahlian khusus. Selain itu, pelayanan ke pasien beserta keluarga harus menjadi perhatian bagi HEAL.
Research Analyst MNC Sekuritas Muhamad Rudy Setiawan meningkatkan rekomendasi Netral menjadi Overweight untuk sektor kesehatan. Peringkat ini berdasarkan kinerja yang tangguh dan neraca yang sehat dari sektor ini memberikan ruang luas untuk ketinggian.
Sementara itu, peraturan yang ketat menimbulkan potensi risiko gangguan terhadap sektor kesehatan. Terlepas dari itu, MNC Sekuritas percaya bahwa beberapa perusahaan tetap menguntungkan dan memiliki potensi untuk tetap menguntungkan seperti HEAL.
Baca Juga: Kinerja Emiten Rumah Sakit Masih Prospektif, Cek Rekomendasi Sahamnya
Rudy menuturkan, pemerintah Indonesia mengamanatkan standarisasi kelas rawat inap (KRIS) bagi anggota BPJS Kesehatan akan berdampak positif untuk HEAL. Sebab, pemerintah mempertimbangkan tarif yang terjangkau bagi peserta Kelas 3, belum akan diterapkan setidaknya sampai akhir 2024.
Pemerintah masih mengkaji apakah tarif tunggal atau skema lain bisa dilakukan. Jika berlaku tarif tunggal, maka peserta JKN akan didominasi oleh peserta dengan kategori Kelas 3, yang merupakan 68%-69% dari total peserta selama 2016 – 2021.
“Kami mengantisipasi regulasi KRIS akan berdampak terhadap HEAL karena sebagian besar pendapatannya berasal dari pasien JKN,” tulis Rudy dalam riset 28 Mei 2024.
Selain itu, Rudy mengatakan, HEAL sebagai perusahaan yang terafiliasi dengan PT Astra International Tbk (ASII), mengalokasikan anggaran belanja modal sebesar Rp700 miliar untuk meningkatkan sejumlah rumah sakit. Penambahan 5 rumah sakit baru ditargetkan pada 2024, sehingga total kepemilikan HEAL menjadi 52 rumah sakit.
Rudy menyarankan Buy untuk HEAL dengan target harga Rp 1.500 per saham. Reza merekomendasikan Buy untuk HEAL dengan target harga sebesar Rp 1.530 per saham.
Ismail mempertahankan rekomendasi Buy untuk HEAL dengan target harga sebesar Rp 2.000 per saham. Peringkat beli dipertahankan untuk HEAL karena melihat prospek pertumbuhan pendapatan yang solid.
Namun waspadai risiko pertumbuhan intensitas layanan minimum dan biaya pengeluaran (opex) yang lebih tinggi pada semester kedua 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News