Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun kinerja di awal tahun tertekan, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) diyakini mampu bangkit. Pemulihan daya beli dan moderasi ekspektasi inflasi menjadi beberapa faktor pendorongnya.
Analis Sucor Sekuritas Benyamin Mikael memaparkan, daya beli di kalangan masyarakat menengah ke bawah telah menurun sejak kuartal keempat 2022 akibat kenaikan harga bahan bakar dan pemutusan hubungan kerja (PHK). Situasi tersebut menyebabkan turunnya harga ayam ras pedaging dan DOC.
Daya beli yang lemah terus berlanjut di kuartal I 2023, sementara harga rata-rata ayam pedaging tetap stabil dan harga DOC terus menurun. Akibatnya, JPFA membukukan kerugian yang lebih tinggi pada kuartal I 2023.
Baca Juga: Laba Japfa Comfeed (JPFA) Tergerus, Cermati Prospek Kinerjanya Hingga Akhir 2023
Di sisi lain, laba segmen pakan mengalami pertumbuhan yang kuat sebesar 32% secara tahunan (YoY) atau 7,5% kuartalan (QoQ). Meskipun tidak ada kenaikan harga jual pakan pada periode tersebut, margin berhasil membaik pada harga jagung menjadi Rp 5.000-Rp 6.000 per kilogram dari Rp 4.000-Rp 5.000 per kilogram pada 2022 akibat panen yang buruk pada kuartal I 2023 dapat menyebabkan biaya yang lebih tinggi.
"Meskipun demikian, dengan rekam jejak yang telah terbukti dalam mengelola kenaikan biaya melalui substitusi bahan baku dan penyesuaian harga, kami percaya JPFA memiliki posisi yang baik untuk menghadapi tantangan tersebut," tulis dia dalam riset, Rabu (3/5).
Benyamin juga menuturkan, pihaknya mengharapkan pemulihan daya beli secara bertahap yang didukung oleh beberapa indikator, seperti moderasi ekspektasi inflasi di masa depan. Dia juga melihat adanya potensi peningkatan daya beli dari tunjangan hari raya untuk pekerja dan bonus kinerja untuk pegawai negeri sipil.
Baca Juga: Laba Emiten Poultry Tergerus Daya Beli
Selain itu, dana pra-pemilu diperkirakan akan dibelanjakan pada semester II 2023. Terakhir, pemerintah yang melanjutkan program pemusnahan pasca-Lebaran juga akan memberikan dukungan terhadap keseimbangan pasokan permintaan.
Hingga akhir tahun, Sucor Sekuritas memproyeksikan pendapatan JPFA sebesar Rp 52,21 triliun. Sementara laba bersih sebesar Rp 1,27 triliun.
"Kami mempertahankan peringkat beli untuk JPFA dengan target harga yang lebih rendah di Rp 1.670," kata dia. Pada akhir perdagangan Senin (12/6), harga JPFA ditutup menguat 2,87% ke level Rp 1.255 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News