kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Japfa (JPFA) Siapkan Strategi di Tengah Ketidakpastian Ekonomi


Rabu, 05 April 2023 / 15:57 WIB
Japfa (JPFA) Siapkan Strategi di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
ILUSTRASI. Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) memandang prospek bisnis pada 2023 akan lebih baik ketimbang 2022.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) memandang prospek bisnis pada tahun 2023 akan lebih baik ketimbang tahun 2022.

Sepanjang tahun lalu, emiten pakan ternak ini berhasil meraih penjualan bersih sebesar Rp 48,97 triliun dan EBITDA sebesar Rp 3,86 triliun pada tahun 2022. Adapun, total aset naik dari Rp 28,59 triliun pada tahun 2021 menjadi Rp 32,69 triliun pada tahun 2022. 

Leo Handoko Laksono, Direktur JAPFA mengatakan kenaikan penjualan di 2022 di dorong oleh sektor perunggasan dengan penyumbang terbesar penjualan mencapai 89% dari total penjualan. Kemudian, divisi pakan ternak menjadi pendukung utama laba perseroan. 

"Meskipun begitu, pembagian persentase penjualan tersebut sebenarnya tidak jauh berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.” ujar dia pada paparan publik Japfa, Rabu (5/4).

Baca Juga: Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) Bagikan Dividen Tunai Rp 581 Miliar

Adapun kontribusi penjualan per segmen usaha pada 2022 dengan rincian pakan ternak sekitar 41%, pembibitan unggas sebanyak 9%, peternakan komersial sekitar 29%, pengolahan hasil peternakan & produk konsumen sebesar 10%, budidaya perairan sekitar 6% dan perdagangan dan lain-lain sebesar 5%.

Di sisi lain, laba usaha JAPFA pada tahun 2022 mengalami penurunan 4,23% menjadi sebesar Rp 2,75 triliun jika dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 3,52 triliun. 

Sementara, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga menurun 30% dari Rp 2,02 triliun pada tahun 2021 menjadi Rp 1,42 triliun pada tahun 2022. 

Baca Juga: Ada Potensi Kelebihan Pasokan Unggas, Intip Rekomendasi Saham Japfa (JPFA)

Handoko mengatakan penurunan laba hal ini salah satunya diakibatkan oleh kondisi eksternal terkait rantai pasokan serta tingginya harga bahan baku yang menyebabkan meningkatnya beban pokok penjualan yakni menjadi sebesar Rp 41,3 triliun di tahun 2022, atau naik 12% dibandingkan tahun sebelumnya.  

Adapun, JPFA terus melakukan adaptasi, inovasi dan penguatan kapasitas internal dalam menghadapi tekanan global dan tantangan ekonomi. Misalnya pada segmen peternakan komersial, akan mendorong peternak mitra beralih ke kandang closed house yang terbukti mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi. 

Handoko menambahkan begitu juga dengan segmen budidaya perairan, JPFA telah membuka fasilitas hatchery baru untuk menjawab tantangan pasar yang menunjukkan pertumbuhan grafik yang meningkat dan memperluas pasar ekspor untuk produk pengolahan hasil perikanan.

JPFA akan terus mengupayakan berbagai langkah strategis agar senantiasa meraih kinerja yang positif. Adapun langkah-langkah yang telah disiapkan yakni meningkatkan layanan teknis kepada pelanggan sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas di tingkat peternak, peningkatan teknologi melalui mobile, integrasi data, data science platform, internet, dan semakin mendominasi digitalisasi. 

Baca Juga: Kinerja Saham Sektor Poultry Negatif, Bagaimana Rekomendasi Analis?

Handoko menambahkan strategi lainnya yaitu tetap berhati-hati dalam melakukan investasi modal capital expenditure (capex), dimana capex masih akan diprioritaskan untuk investasi yang sifatnya jangka pendek-menengah dan rutin terutama di sektor hilir, yang disesuaikan dengan situasi perekonomian. 

Selain itu, JPFA akan terus konsisten melakukan manajemen keuangan yang hati-hati, meningkatkan efisiensi dan profitabilitas, serta memperkuat bisnis hilir melalui pengembangan bisnis pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen, serta mendorong pertumbuhan penjualan ritel baik secara offline maupun online

"Melakukan edukasi kepada para peternak dan petambak di Indonesia agar produk yang dihasilkan dapat memiliki kualitas dan daya saing yang kuat," kata Handoko. 

Baca Juga: Kotek Saham Emiten Poultry Belum Nyaring

Handoko mengatakan JPFA masih akan fokus pada bisnis inti yang saat ini digeluti dan terus berupaya untuk meningkatkan penetrasi produk seraya melakukan upaya edukasi mengenai pentingnya protein hewani bagi kesehatan, sejalan dengan program Pemerintah untuk mengurangi gizi buruk dan stunting. 

Selain itu, mengingat populasi penduduk Indonesia yang besar dan masih rendahnya tingkat konsumsi protein hewani di Indonesia membuat peluang usaha ke depan masih sangat terbuka lebar.

"Kami yakin akan prospek jangka panjang dan pertumbuhan berkelanjutan Japfa pada masa-masa yang akan datang,” ujar dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×