Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis Bahana Sekuritas Giovanni Dustin memproyeksikan volume penjualan rokok sepanjang tahun ini hanya akan naik sekitar 0,5% secara tahunan. Pertumbuhan ini sudah mempertimbangkan tidak adanya kenaikan cukai rokok.
Menurut dia, sejak awal tahun pemerintah sudah menetapkan tidak ada kenaikan cukai rokok pada tahun ini. Menilik ke belakang, kebijakan tidak menaikkan cukai rokok saat tahun pemilihan umum juga pernah dilakukan pemerintah pada 2014.
“Pemerintah mengambil kebijakan untuk tidak menaikkan cukai rokok dengan alasan ingin mengurangi jumlah rokok ilegal yang beredar di pasar,” kata Giovanni dalam keterangan tertulis Bahana Sekuritas, Senin (29/4).
Dengan kebijakan ini, pasar memperkirakan volume penjualan rokok akan naik karena produsen juga akan menahan kenaikan harga rokok. Di samping itu, tahun ini pemerintah juga akan menaikkan bantuan sosial bagi masyarakat menengah ke bawah.
Secara tidak langsung, hal ini akan berdampak pada naiknya daya beli masyarakat. Meskipun begitu, menurut Bahana Sekuritas, hal tersebut tidak akan berdampak signifikan terhadap volume penjualan rokok.
Kenaikan penjualan rokok diperkirakan masih akan berlangsung secara perlahan. Kenaikan ini bersamaan dengan pemulihan ekonomi makro yang akan mendorong penurunan angka pengangguran. Penurunan pengangguran membuat sektor rokok masih menjanjikan untuk jangka panjang.
Oleh karena itu, Giovanni merekomendasikan beli untuk saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP, anggota indeks Kompas100 ) dengan target harga hingga akhir tahun Rp 4.150. Per perdagangan Senin (29/4), harga saham HMSP adalah Rp 3.480.
Menurut dia, HMSP memiliki prospek lebih positif dibanding industri karena lebih fokus terhadap profitabilitas dengan cara menaikkan harga. Ia memperkirakan pendapatan HMSP akan naik sekitar 3% secara tahunan pada akhir 2019 menjadi Rp 110,36 triliun. Laba bersih HMSP juga diperkirakan naik sekitar 11% year on year menjadi Rp 15,08 triliun pada akhir 2019.
Di sisi lain, Giovanni merekomendasikan hold saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM, anggota indeks Kompas100) dengan target harga Rp 82.500 hingga akhir tahun. Per perdagangan Senin (29/4), harga saham GGRM adalah Rp 83.175. Padahal, sebelumnya, GGRM mendapat rekomendasi beli.
Alasannya, menurut dia, perusahaan berkode sama GGRM ini masih terus menahan kenaikan harga dalam dua kuartal terakhir ini demi meningkatkan market share. Upaya GGRM ini diprediksi bisa menekan perolehan laba bersih perusahaan di 2019.
Giovanni memperkirakan, per akhir 2019, pendapatan GGRM naik sekitar 6% yoy menjadi Rp 101,71 triliun. Sementara itu, laba bersih diperkirakan naik sekitar 9% secara tahunan menjadi Rp 8,51 triliun pada akhir 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News