kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Indofood masih bertumbuh


Selasa, 27 Agustus 2013 / 06:30 WIB
Kinerja Indofood masih bertumbuh
ILUSTRASI. Ilustrasi hal-hal yang membatalkan puasa.


Reporter: Sunarti Agustina, Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Kinerja emiten konsumer grup Salim pada semester I-2013 cukup positif. Ini nampak dari hasil pendapatan dan laba bersih PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan anak usahanya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) yang naik.

Ke depan, analis memproyeksi, hasil kinerja kedua emiten ini bisa terhambat. Pasalnya, tingkat inflasi yang tinggi akan membuat konsumen mengurangi tingkat konsumsi.

Berdasarkan kinerja yang disampaikan, kemarin, pendapatan INDF meningkat 9,3% menjadi Rp 26,86 triliun sepanjang semester I-2013. Sementara, laba bersih INDF juga tumbuh 1,2% menjadi Rp 1,7 triliun dari Rp 1,68 triliun year on year (yoy).

Peningkatan penjualan terjadi karena kontribusi dari penjualan anak usaha INDF meningkat kecuali dari segmen agribisnis. Selama semester I-2013, kontribusi penjualan grup consumer branded products (CBP) sebesar 45%, grup Bogasari 27%, agribisnis 21% dan distribusi 8%.

Hasil pendapatan grup CBP meningkat 12,2% menjadi Rp 12,09 triliun. Penjualan perusahaan yang berisi divisi mi instan, dairy, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan meningkat karena volume penjualan meningkat.

Sementara, penjualan dari grup Bogasari juga meningkat 17,8% menjadi Rp 7,25 triliun. Menurut Anthoni Salim, Direktur Utama INDF dan ICBP, penjualan Bogasari ditopang kenaikan harga jual rata-rata dan volume penjualan terigu.

Tak hanya itu, penjualan dari segmen distribusi naik 15,5% menjadi Rp 2,15 triliun. "Ini karena ada kenaikan penjualan dari Grup CBP," jelas Anthoni.
Penjualan dari divisi agribisnis menurun 7,4% menjadi Rp 5,64 triliun. Anthoni menjelaskan, penyebabnya adalah harga jual rata-rata produk kelapa sawit yang menurun. "Penjualan produk minyak dan lemak nabati menurun dan tidak dapat terkompensasi oleh kenaikan volume penjualan," papar dia.

Akibat kondisi tersebut, laba bruto INDF turun 4% menjadi Rp 6,46 triliun. Begitu juga dengan laba usaha susut 18,1% menajdi Rp 2,93 triliun. Namun, untungnya INDF sudah meraih kontribusi dari anak usaha yaitu China Mizhong Food Corporation Limited yang bergerak di bidang pengolahan sayuran. Dus, laba bersih INDF pun masih naik.

Kinerja ICBP naik

Bisnis INDF banyak ditopang ICBP. Pendapatan ICBP selama semester I-2013, naik 14,5% menjadi Rp 12,51 triliun. Menurut Anthoni, volume penjualan hampir seluruh divisi meningkat.

Kontribusi terbesar dari mi instan sebesar 67% atau Rp 8,38 triliun. Lalu, divisi dairy sebesar 20% setara Rp 2,5 triliun. Adapun, divisi makanan ringan menyumbang Rp 875,7 miliar atau 7% dari total penjualan.

Kontributor lain dari bisnis penyedap makanan sebesar 4% setara Rp 500,4 miliar serta divisi nutrisi dan makanan khusus sebesar Rp 250,2 miliar.
Kenaikan penjualan mendongkrak laba kotor ICBP sebesar 16,6% menjadi Rp 3,3 triliun, serta laba usaha yang naik 10,7% menjadi Rp 1,64 triliun.

Tapi, margin laba usaha justru menurun menjadi 13,1% dari 13,6%. Margin turun karena naiknya beban promosi dan periklanan, gaji serta beban pengangkutan. Meski demikian, ICBP masih mampu meningkatkan laba bersih 10,3% menjadi Rp 1,26 triliun.

David Nathanael Sutyanto, analis First Asia Capital memprediksi, kinerja INDF berpotensi menurun karena inflasi yang bisa mengerek harga barang. "Jika inflasi terus naik, konsumen akan mengurangi permintaan dan bahkan bisa meninggalkan produk tersebut," ujar dia.

Kemarin, harga INDF merosot 5,6% menjadi Rp 5.900. Adapun, harga ICBP turun 1% menjadi Rp 9.900 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×