Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Oleh karena itu, Catherina menilai jika INDY hanya bertahan pada ekspor batubara dan tidak melakukan diversifikasi seperti gasifikasi atau elektrifikasi, maka kinerjanya diperkirakan akan stagnan tahun ini.
Meski demikian, konstituen Indeks Kompas 100 ini tercatat telah melakukan diversifikasi usaha, salah satunya adalah proyek tambang emas Awak Mas di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Lewat anak usahanya, Indika Mineral Investindo (IMI), INDY mengempit 21,02% saham PT Masmindo Dwi Area yang merupakan mitra INDY dalam proyek tambang emas Awak Mas.
Baca Juga: Pasar Masih Lesu, Perusahaan Batubara Memasang Target Produksi yang Konservatif
Terkait harga batubara, Catherina masih percaya bahwa penurunan harga komoditas tambang ini tidak akan sedalam harga minyak mentah
Adapun harga batubara telah mengalami penurunan 29,16% secara tahunan (per 19 Maret 2020) yang telah dimulai sejak pertengahan 2019, yang diakibatkan permintaan global yang lebih rendah terutama dari China.
Namun, Catherina melihat harga batubara telah stabil selama beberapa bulan pertama pada 2020 dengan harga rata-rata US$ 68,01 per metric ton (MT).
Baca Juga: Melihat efek virus corona terhadap kinerja operasional Indika Energy (INDY)
Dengan mempertimbangkan semua risiko dan katalis, MNC Sekuritas memperkirakan harga batubara akan berada pada level US$ 70.2 per MT hingga akhir 2020 (FY2020).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News