Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam periode tanggalan atau year to date (YTD) kinerjanya hanya tumbuh 1,6%. Bisa dibilang kinerja IHSG tertinggal dari indeks global lainnya.
Melansir Bloomberg pukul 20.30 WIB, Rabu (30/10), Dow Jones New York (DJI) pada YTD mampu tumbuh hingga 15,89% atau FTSE STI mampu menghijau 4,53%.
Adapun kalau membandingkan dengan indeks-indeks di Asia, IHSG juga cukup tertinggal. Tercatat indeks Nikkei (N225) pada periode tanggalan mampu naik hingga 14,13% kemudian Hang Seng (HSI) mampu naik 3,18%.
Baca Juga: Berhasil ditutup menghijau, sentimen The Fed masih akan pengaruhi IHSG esok hari
Kepala Riset Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan, kinerja IHSG dibandingkan dengan indeks global memang terlihat stagnan dan tertinggal.
“Faktor yang menyebabkan hal ini terjadi karena Indonesia sedang mengalami tren investor asing yang keluar atau net sell saham karena ada kekhawatiran akan pertumbuhan pasar yang stagnan,” jelasnya kepada Kontan, Rabu (30/10) .
Menurut Wawan kekhawatiran ini mulai tumbuh saat melihat hasil laporan keuangan emiten di akhir Juni yang tidak sesuai ekspetasi.
Adapun saat ini pasar juga masih menunggu rilisnya seluruh laporan keuangan di triwulan III 2019 sehingga secara YTD belum banyak perubahan.
Baca Juga: Arah IHSG menanti The Fed rate, berikut kata dua analis ini
Analis PT Koneksi Kapital Indonesia Alfred Nainggolan menjelaskan di titik periode tanggalan atau year to date memang kinerja IHSG relatif tumbuh tipis di 1,63%.
“Kalau dilihat performa IHSG hanya dari YTD saja memang terlihat kurang bagus. Tapi yang harus dicermati kembali adalah faktor yang membuat indeks di negara lain bisa tumbuh tidak hanya karena faktor fundamental saja,” jelasnya.
Alfred menjelaskan faktor yang membuat indeks di negara lain bisa naik signifikan bisa disebabkan momen recovery dari tahun kemarin yang turun.
Misalnya saja seperti indeks Vietnam yang mampu naik pesat karena ditopang dampak penurunan di tahun lalu. Jadi saat ini sedang akumulasi rebound.
Alfred tidak menampik Indonesia bisa seperti Vietnam yang mampu mengakumulasi pertumbuhan indeksnya. Namun, hal yang harus kembali diperhatikan kalau membandingkan indeks dengan perekonomian nasional dalam waktu singkat sebenarnya agak bias.
Baca Juga: IHSG menguat 0,23% ke 6.295 di akhir perdagangan Rabu (30/10)
Alfred menjelaskan kalau mengukur di level saat ini ketika IHSG berada di 6.295 sepertinya tidak terlalu adil karena sepanjang tahun ini IHSG pernah menyentuh level 6.636. Nah titik poin IHSG pada hari ini terbentuk karena faktor pergerakan dari beberapa kondisi dan harga saham di dalamnya.