Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
Prospek dan Rekomendasi Saham
Ekky melihat, potensi pertumbuhan untuk emiten Grup Triputra masih sangat terbuka, terutama untuk TAPG dan DSNG. Apalagi, jika volume produksi mereka meningkat didukung kondisi cuaca yang baik dan harga komoditas tetap stabil.
“Namun, tantangan tetap ada. Terutama, dari kemungkinan penurunan harga CPO dan karet, serta fluktuasi biaya produksi yang bisa menekan margin,” katanya.
Baca Juga: Triputra Agro Persada (TAPG) Optimistis dengan Prospek Ekonomi Indonesia
Secara kinerja, TAPG masih menjadi yang paling menonjol karena eksposur utama pada CPO, komoditas yang saat ini masih memiliki margin yang tinggi. DSNG juga menunjukkan tren yang mirip, seiring kontribusi kuat dari bisnis kelapa sawitnya.
Menurut Ekky, TAPG dan DSNG memang sudah mencatatkan kenaikan harga saham sejalan dengan kinerja fundamental mereka. Namun, jika melihat tren saat ini, masih ada potensi kenaikan berlanjut, terutama jika harga komoditas tetap mendukung.
“Saham ASSA juga bisa dicermati, meskipun untuk saat ini sebaiknya wait and see sambil menunggu sinyal teknikal koreksi sehat untuk peluang entry yang lebih ideal,” ungkapnya.
Setali tiga uang, Fath juga melihat emiten CPO bakal jadi unggulan di semester II, apabila momentum kuatnya harga minyak sawit berlangsung hingga akhir tahun 2025.
“Apabila harga CPO mengalami kenaikan, valuasi sahamnya juga bisa terangkat kembali,” paparnya. Sayangnya, Fath belum memberikan rekomendasi saham untuk emiten Grup Triputra.
Baca Juga: Laba Emiten Milik TP Rachmat (ASSA) Melonjak 59,81% di Semester I-2025
Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana melihat, pergerakan saham TAPG ada di level support Rp 1.405 per saham dan resistance Rp 1.510 per saham. Herditya pun merekomendasikan trading buy untuk TAPG dengan target harga Rp 1.550 – Rp 1.585 per saham.
Praktisi pasar modal sekaligus Founder WH-Project, William Hartanto melihat, pergerakan saham ASSA menunjukkan tren menguat di level support Rp 825 per saham dan resistance Rp 925 per saham.
“Terindikasi profit taking, namun koreksi yang terjadi masih dalam batas aman dan tidak mematahkan tren,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (31/7). William pun merekomendasikan beli untuk ASSA dengan target harga Rp 925 per saham.
Selanjutnya: Melongok Prospek Reksadana Hingga Akhir 2025
Menarik Dibaca: 35 Caption Romantis Ucapan National Girlfriend Day Bahasa Inggris untuk Pasangan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News