kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Grup Indofood beragam, begini prospek dan rekomendasi analis


Kamis, 31 Oktober 2019 / 18:25 WIB
Kinerja Grup Indofood beragam, begini prospek dan rekomendasi analis
ILUSTRASI. indomie atau mie instan produksi indofood tbk. Pho KONTAN/Achmad Fauzie


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keempat anak usaha Indofood mencatatkan kinerja keuangan kuartal III-2019  beragam. Buktinya, perusahaan yang bergerak di sektor consumer goods mampu membukukan pertumbuhan positif tapi entitas perusahaan sawit kinerjanya malah melempem.

PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) meraup cuan paling banyak, pendapatan dan labanya mampu tumbuh double digit. 

Adapun PT Indofood Sukses Makmur (INDF) sebagai induk usaha pendapatannya tumbuh single digit tapi labanya melonjak hingga 25% yoy menjadi Rp 3,5 triliun.

Anak usahanya yang bergerak di sektor sawit yakni PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) mencatatkan pendapatan dan laba turun. Adapun PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) mencatat rugi bersih terutama seiring penurunan harga jual rata-rata produk sawit dan kenaikan beban bunga.   

Direktur Utama PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Axton Salim menjelaskan pendapatan yang diraih Indofood sebagai induk usaha pada kuartal III 2019 ini seharusnya sejalan, sebab masih harus dilihat dari GDP growth Indofood.

Baca Juga: Produk konsumen bermerek menyumbang margin terbesar bagi Indofood (INDF)

“Tapi kami cukup senang dengan kinerja yang tercatat saat ini walaupun produk FMCG saat ini lumayan stagnan,” Jelasnya saat ditemui Kontan.co.id di acara CEO Netwroking, Kamis (31/10).

Axton menjelaskan di sisa tahun ini, Indofood masih ada launching produk baru dan beberapa project lainnya. Adapun hingga Desember 2019, Indofood tidak akan keluarkan ekspansi capex lagi tapi lebih ke kampanye produk-produk Indofood. 

Misalnya saja kemarin Indofood baru launching produk baru Chitato.

Direktur Avere Investama Teguh Hidayat melihat pergerakan saham anak-anak usaha Indofood hari ini sejalan dengan laporan keuangan kuartal III 2019 yang dirilis pada hari ini.

“Misalnya saham INDF yang mampu naik hingga 1,32% atau 100 poin ke level Rp 7.700 per saham karena laba Indofood yang bisa tumbuh hingga 25% di luar dari ekspektasi pasar,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (31/10).

Menurut Teguh laba INDF yang naik sampai 25% mencerminkan perusahaan consumer goods mampu bertahan di tengah banyaknya tekanan politik dalam negeri sepanjang 2019 ini.

Teguh menilai kinerja keuangan INDF hingga akhir September 2019 ini diberatkan anak usahanya yang bergerak di sektor sawit. Rugi bersih yang dibukukan Salim Ivomas dan penurunan penjualan serta laba Lonsum kerap memberi dampak pada pertumbuhan penjualan Indofood secara konsolidasi jadi kurang bagus.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menambahkan kinerja grup Indofood tentunya hasil keuangannya berbeda-beda. Indofood hanya single digit karena fungsinya sebagai holding anak-anak usahanya.

“Dengan kata lain, kinerja anak usaha mempengaruhi kinerja INDF. William menilai ICBP paling terbaik bahkan untuk sahamnya juga direkomendasikan,” jelasnya.

William bilang, untuk SIMP dan LSIP sepertinya masih tertekan efek harga CPO yang sempat turun. Namun belakangan ini sudah mulai recovery.

Kendati demikian, Willliam melihat saham-saham consumer goods prospeknya bakal bagus di tahun depan.

Teguh bilang emiten sawit masih dibayangi harga rata-rata produk sawit yang turun di sepanjang tahun ini sehingga prospek sahamnya masih suram. Jadi Teguh tidak merekomendasikan dua saham sawit ini untuk dibeli dulu oleh investor dalam waktu dekat.

Dari empat anak usaha Indofood, Teguh hanya merekomendasikan saham ICBP. Menurutnya saham Indofood CBP bisa menarik kalau ada rumor atau berita negatf yang membuat sahamnya turun sejenak. Biasanya setelah itu, sebulan atau dua bulan sahamnya mampu naik lagi.

Baca Juga: Laba ICBP naik dobel digit, Anthoni Salim: Kami hati-hati hadapi perkembangan global

Teguh berkaca pada kejadian bulan lalu, di mana saham ICBP kena gempuran isu negatif dari Indofood. Kala itu saham ICBP turun dari level Rp 10.000 menjadi hanya Rp 8.500 – Rp 9.000. Nah, saat itu waktunya pas kalau investor mau masuk. Tapi kalau sekarang sudah agak terlambat karena sudah naik hingga Rp 11.625.

Kendati demikian, bagi investor jangka panjang tidak ada kata terlambat untuk masuk saham ICBP. Investor bisa menyicil saham ICBP di harga saat ini. 

Syaratnya, harus komitmen tidak gentar dengan apapun yang terjadi dengan saham ICBP. “Kalau sahamnya naik atau turun, biar saja,” ujarnya.

Teguh bilang kalau nanti ada cerita jelek malah itu jadi kesempatan investor untuk tambah posisi lagi.

William merekomendasikan keempatnya untuk dibeli dan dilakukan trading. Adapun target harga keempat saham ini yakni, INDF di target harga Rp 8.000, ICBP di Rp 12.000 sampai Rp 12.500, kemudian LSIP di Rp 1.600, dan SIMP di target harga Rp 400 sampai Rp 420. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×