kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Kinerja GIAA ditopang depresiasi rupiah


Rabu, 16 Desember 2015 / 08:11 WIB
Kinerja GIAA ditopang depresiasi rupiah


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kinerja PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) kuartal III-2015 lalu, khususnya dari sisi bottom line membaik. Terimakasih kepada rendahnya harga minyak mentah dunia.

Taye Shim, Head of Research KDB Daewoo Securities Indonesia menjelaskan kepada KONTAN, penurunan harga minyak mentah yang tajam turut mempengaruhi harga avtur. "Pengeluaran untuk bahan bakar berkontribusi 29% terhadap total beban operasional GIAA," imbuhnya, (15/12).

Kuartal III-2015, beban bahan bakar GIAA tercatat Rp 806,45 miliar. Bandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,17 triliun atau setara 38% terhadap total beban operasional di periode tersebut.

GIAA kuartal III-2015 mencetak laba bersih US$ 22,4 juta. Padahal, periode yang sama tahun sebelumnya mengalami rugi US$ 19,3 juta. Namun, perbaikan karena rendahnya harga minyak mentah ini tak bisa diandalkan untuk jangka panjang seiring dengan fluktuatifnya harga komoditas tersebut.

Jadi, efisiensi dari internal GIAA sendiri wajib terus dilakukan jika ingin menjaga peforma kinerjanya tetap positif. Namun, setidaknya masih ada sentimen eksternal yang menjadi katalis positif bagi kinerja GIAA, salah satunya soal wisatawan.

Periode Oktber 2015, tingkat okupansi hotel lokal naik 2,3% year on year (yoy). Okupansinya meningkat karena kunjungan wisatawan asing semakin ramai. Hal ini diperkirakan masih akan terus terjadi pada kuartal keempat.

Selain itu, kenaikan okupansi tersebut juga dialami oleh hotel berbintang dua hingga lima. Artinya, semakin banyak orang berduit yang melakukan perjalanan wisata.

"Mereka yang memiliki duit lebih akan lebih memilih penerbangan Garuda mengingat pelayanan Garuda yang masuk kedalam klasifikasi maskapai highest tier full services," jelas Shim.

Mengacu pada hal tersebut, Shim mempertahankan rekomendasi buy GIAA. Target harganya Rp 438 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×