Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
Adapun di tahun 2020, top line ERAA diprediksi menjadi Rp 25,5 triliun, menurun 27% dari proyeksi sebelumnya. Sementara itu, laba bersih atau bottom line ERAA juga diproyeksi turun hingga 72,4%, sebab laba ERAA mudah terpengaruh oleh operating leverage yang negatif.
"Karena itu,kami menurunkan rekomendasi dari beli ke hold," tulisnya dalam riset. Adapun proyeksi target harga sepanjang tahun 2020 adalah Rp 800.
Sekadar informasi, sepanjang tahun 2019, ERAA mengalami penurunan penjualan hingga 5,18% secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi Rp 32,94 triliun.
Sementara itu, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga turut terkoreksi hingga 65,28% YoY menjadi Rp 295,07 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News