Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten ritel gawai PT Erajaya Swasembada Tbk akan mengevaluasi rencana ekspansinya tahun ini. Perusahaan dengan kode saham ERAA itu awalnya berharap menambah hingga 300 gerai baru sepanjang tahun 2020.
Akan tetapi, dengan adanya pandemi virus corona COVID-19 manajemen ERAA kembali mempertimbangkan rencana tersebut.
"Dengan kondisi pendemik COVID-19 saat ini, kami harus memantau perkembangan situasi dan menentukan strategi pembukaan toko berdasarkan situasi tersebut," jelas Marketing and Communication Director Erajaya Group Djatmiko Wardoyo ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (3/4).
Baca Juga: Corona Datang, Ekspansi Gerai Erajaya (ERAA) Terhalang
Sementara itu, berdasar riset Analis Ciptada Sekuritas Robert Sebastian per April 2020, kekhawatiran terhadap COVID-19 akan berdampak serius pada penjualan ERAA ke depan.
Diproyeksikan, volume ERAA akan sebesar 11,7 juta unit sepanjang tahun 2020 atau turun 27% dari perkiraan sebelumnya. Dengan kata lain, ERAA akan mengantongi pendapatan dari ponsel selular dan tablet sekitar Rp 21,8 triliun.
Jumlah Ini bisa diperoleh dengan asumsi rata-rata harga penjualan atau average selling price (ASP) naik 2% dibanding tahun 2019 menjadi 1,87 juta per unit. Padahal sebelumnya, ASP diasumsikan bisa naik hingga 5%.
Baca Juga: Ekspansi gerai baru Erajaya Swasembada (ERAA) tertahan covid-19
"Kami mengekspektasikan semakin banyak orang terjangkit virus, semakin banyak pula orang akan berada di rumah, dan mall atau pertokoan bisa ditutup selama situasi semakin memburuk," tulisnya dalam riset.
Adapun di tahun 2020, top line ERAA diprediksi menjadi Rp 25,5 triliun, menurun 27% dari proyeksi sebelumnya. Sementara itu, laba bersih atau bottom line ERAA juga diproyeksi turun hingga 72,4%, sebab laba ERAA mudah terpengaruh oleh operating leverage yang negatif.
"Karena itu,kami menurunkan rekomendasi dari beli ke hold," tulisnya dalam riset. Adapun proyeksi target harga sepanjang tahun 2020 adalah Rp 800.
Sekadar informasi, sepanjang tahun 2019, ERAA mengalami penurunan penjualan hingga 5,18% secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi Rp 32,94 triliun.
Sementara itu, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga turut terkoreksi hingga 65,28% YoY menjadi Rp 295,07 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News