kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja emiten ritel tertekan hingga kuartal ketiga, simak rekomendasi sahamnya


Rabu, 18 November 2020 / 07:05 WIB
Kinerja emiten ritel tertekan hingga kuartal ketiga, simak rekomendasi sahamnya


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2020 menjadi periode yang berat bagi emiten ritel. Ini tercermin dari empat emiten ritel konstituen indeks Kompas100 yang membukukan kinerja kurang memuaskan sepanjang Januari hingga September 2020. 

Keempat emiten tersebut adalah PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), dan Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS). 

Menurut catatan Kontan.co.id, hingga kuartal III 2020 keempat emiten ritel itu kompak mencatatkan penurunan dari sisi top line. Penurunan pendapatan paling dalam dirasakan oleh LPPF hingga 57,49% year on year (yoy) menjadi Rp 3,33 triliun. Setelahnya disusul oleh RALS hingga 57,03% yoy menjadi Rp 1,9 triliun. 

Untuk ACES dan ERAA juga mengalami penurunan pendapatan, hanya saja tidak menyentuh dua digit. ACES terkikis 8,27% yoy menjadi Rp 5,48 triliun. Setelahnya disusul ERAA yang menurun 1,87% yoy menjadi Rp 23,17 triliun. 

Baca Juga: Kinerja Ace Hardware Indonesia (ACES) tertekan, analis sarankan trading buy

Sementara dari sisi bottom line, hanya ERAA yang mampu mencatatkan pertumbuhan hingga kuartal III 2020 ini. Tercatat, laba ERAA meningkat signifikan 78,21% yoy menjadi Rp 295,12 miliar dari sebelumnya Rp 165,60 miliar. 

Di sisi lain, ACES mengalami penurunan bottom line hingga 26,60% yoy menjadi Rp 529,71 miliar. Kondisi bottom line ACES itu jauh lebih baik dibanding LPPF dan RALS yang merosot hingga merugi. Tercatat, LPPF megalami kerugian hingga Rp 616,61 miliar atau turun 151,97% yoy. RALS menanggung rugi hingga Rp 95,22 miliar atau turun 115,55% yoy. 

Analis Ciptada Sekuritas Robert Sebastian mengamati, kinerja ERAA masih lebih baik dibandingkan emiten ritel yang lain karena masih adanya permintaan selama pandemi Covid-19. ERAA menjual produk yang dibutuhkan untuk work from home dan study from home. "Secara volume penjualan turun ketimbang tahun lalu tapi harga jual rata rata atau average selling price naik," ungkap Robert kepada Kontan.co.id, Selasa (17/11). 

Baca Juga: Minimarket kebal krisis, pendapatan Alfamart (AMRT) dan Alfamidi (MIDI) tetap naik

Sementara itu, LPPF mengalami tekanan yang dalam karena selama pandemi Covid-19 masyarakat lebih mengutamakan kebutuhan pokok dibandingkan membeli pakaian. Di sisi lain LPPF tidak mendapatkan momentum Lebaran. Padahal, penjualan ketika lebaran bisa berkontribusi hingga 40% dari total pendapatan. 

Senada, Chris melihat penjualan LPPF memang menurun drastis. Di sisi lain, jumlah gerai dan jumlah karyawan yang cukup banyak membuat beban usahanya masih tetap tinggi. Hal ini menjadikan LPPF memiliki kinerja yang terburuk dibandingkan emiten ritel lainnya. 

Baca Juga: Kinerja lesu, ini rekomendasi saham Ramayana Lestari Sentosa (RALS)

Selain keempat emiten di atas, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) sebenarnya termasuk dalam konstituen indeks Kompas100. Akan tetapi sejauh ini MAPI belum merilis laporan keuangannya. 

Seperti kinerja emiten ritel lainnya, Chris memprediksi kinerja MAPI masih akan turun walaupun tidak sedalam LPPF maupun RALS. "Bisnis MAPI cenderung ke arah konsumsi, sehingga walaupun menurun tetap saja masih tetap ada penjualan," imbuh Chris. 

Sebastian menambahan, kinerja MAPI tidak akan terpukul begitu dalam karena segmentasi konsumen MAPI adalah kelas menengah ke atas yang masih memiliki daya beli baik di tengah pandemi Covid-19. Berbeda dengan golongan menengah bawah yang dibayang-bayangi PHK ataupun pemotongan gaji. 

Adapun Analis NH Korindo Sekuritas Putu Chantika memperkirakan kinerja MAPI masih akan lebih baik dibanding kuartal sebelumnya karena terdorong program promo yang ditawarkan serta pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Namun adanya pembatasan jam operasi mal menyebabkan pembeli diwajibkan untuk melakukan take away. Menurut kami ini turut menjadi sentimen negatif bagi MAPI," imbuhnya kepada Kontan.co.id, Selasa (17/11).

Baca Juga: Penjualan menurun, laba Ace Hardware (ACES) melorot 26,60% di kuartal III-2020

Kendati dibayangi sentimen negatif, Putu masih merekomendasikan buy saham MAPI dengan target harga Rp 870. Rekomendasi ini terdorong target pasar MAPI yang menyasar kelas menegah ke atas yang diekspektasikan memiliki porsi disposable income yang jauh lebih besar. 

Selain itu, Putu juga menjagokan ERAA dengan target harga Rp 2.000. Saran ini mempertimbangkan kuatnya permintaan terhadap produk-produk elektronik di tengah penerapan PSBB.

Tidak jauh berbeda, Robert juga menganggap ERAA paling prospektif karena peraturan IMEI. Adanya rilis gadget baru seperti iPhone di akhir tahun atau awal tahun 2021 juga menjadi sentimen positif lainnya untuk ERAA. Ia pun merekomendasikan buy ERAA dengan target harga Rp 1.675. Adapun LPPF juga disarankan buy dengan target harga Rp 1.250 mengingat valuasinya yang murah saat ini. 

Baca Juga: Daya Beli Masyarakat Melemah, Peritel Modern Mulai Menghadapi Masalah

Sementara itu, Chris memandang emiten-emiten ritel anggota indeks Kompas100 itu sebenarnya masih menarik karena ke depannya akan ada vaksin Covid-19. "Vaksin corona yang mulai didistribusikan diharapkan dapat kembali meningkatkan ekonomi dari masyarakat sehingga secara konsumsi dapat kembali meningkat," ungkapnya.

Untuk saat ini, Chris cenderung menyarankan hold ERAA, ACES dengan target masing-masing Rp 2.000 dan Rp 1.800. Adapun LPPF, RALS, dan MAPI disarankan buy dengan target Rp 1.200, Rp 900, dan Rp 800. 

Baca Juga: Ini kata Aprindo saat peritel mamin jajakan produk di jalanan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×