kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45899,64   -8,90   -0.98%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Emiten Ritel Tercatat Beragam di 2023, Simak Rekomendasi Sahamnya


Rabu, 03 April 2024 / 22:01 WIB
Kinerja Emiten Ritel Tercatat Beragam di 2023, Simak Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Hasil kinerja emiten ritel beragam pada tahun 2023.


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pada sektor ritel telah merilis hasil kinerjanya sepanjang 2023. Hasil kinerja emiten ritel ini beragam, ada yang tumbuh signifikan dan ada yang mengantongi rugi. 

PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mengumumkan laporan keuangan tahun buku 2023 dengan perolehan pendapatan sebesar Rp 60,1 triliun. Pendapatan emiten distributor dan retail handset ini meningkat 21,6% dari Rp 49,5 triliun pada tahun 2022. 

Meski begitu, Erajaya Swasembada mencatat penurunan pada laba setelah pajak yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 18,44% menjadi Rp 826,05 miliar jika dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai Rp 1,01 triliun.

Melansir laporan keuangan ERAA, selain kenaikan beban pokok, beban penjualan dan beban umum, tekanan laba juga disebabkan oleh beban keuangan yang naik lebih dari dua kali lipat menjadi Rp 601,11 miliar dari sebelumnya Rp 289,67 miliar.

Wakil Direktur Utama Erajaya Swasembada Hasan Aula mengatakan, tahun 2023 merupakan tahun yang penuh dinamika. Ada peluang sekaligus tantangan dari kondisi perekonomian nasional serta global yang membawa dampak pada pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat. 

Baca Juga: Pendapatan & Laba Bersih Ace Hardware (ACES) Kompak Naik Belasan Persen di 2023

“Erajaya melihat dinamika ini sebagai salah satu kesempatan untuk mengembangkan vertikal bisnis dan jaringan ritel kami,” ungkap Hasan, dalam siaran pers, Senin (1/4). 

Selain itu Hasan mengungkapkan dengan ekspansi yang telah dilakukan sepanjang tahun 2023, fokus selanjutnya adalah meningkatkan produktivitas dan profitabilitas gerai-gerai yang baru dibuka selama 2 tahun terakhir. Fokus yang sama juga akan diberikan untuk vertikal bisnis yang baru dikembangkan melalui pertimbangan yang cermat. 

"Kami optimistis bahwa hal ini dapat melanjutkan momentum pertumbuhan bisnis,” ujarnya.

Hal serupa juga terjadi pada Emiten ritel PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI). MAPI berhasil mencetak pertumbuhan pendapatan sepanjang 2023. Kendati demikian, laba bersih MAPI justru terkoreksi hingga dua digit di tahun lalu.

Melansir laporan keuangan yang dirilis di laman Bursa Efek Indonesia, MAPI membukukan pendapatan bersih senilai Rp 33,31 triliun di 2023. Angka tersebut naik 23,69% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 26,93 triliun. 

Dari sisi bottom line, MAPI membukukan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,89 triliun. Capain ini turun 10,59% secara tahunan dari Rp 2,11 triliun.

Berbeda, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) berhasil meraup pertumbuhan pendapatan dan laba bersih hingga belasan persen. Melansir laporan keuangan yang dirilis Senin (1/4), ACES meraup laba bersih hingga Rp 763,5 miliar di sepanjang tahun 2023, tumbuh sebesar 14,9% ketimbang Rp 664,3 miliar di tahun 2022.

Sejalan dengan merekahnya laba ACES di tahun 2023, penjualan juga meningkat. ACES mencatat penjualan Rp 7,61 triliun di tahun lalu. Penjualan emiten ritel ini naik 12,57% jika dibanding dengan tahun sebelumnya Rp 6,76 triliun.

Sementara beban pokok pendapatan ACES meningkat 11,9% menjadi Rp 3,91 triliun. Alhasil, laba kotor ACES meningkat 13,16% YoY menjadi Rp 3,69 triliun. ACES juga mencatat  total aset di 2023 sebesar Rp 7,75 triliun atau meningkat 6,95% jika dibandingkan tahun sebelumnya. 

Berbeda dengan Emiten ritel PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) yang mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan pada 2023 namun masih mencatat penurunan laba bersih sepanjang tahun lalu.

Melansir laporan keuangan per 31 Desember, LPPF membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 675,36 miliar. Ini merosot 51,17% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 1,38 triliun. Sementara dari sisi top line, LPPF mampu membukukan pendapatan bersih Rp 6,53 triliun pada 2023. Angka ini tumbuh 1,30% secara tahunan dari Rp 6,45 triliun di tahun sebelumnya. 

Tekanan ini nampaknya datang dari beban pokok pendapatan LPPF yang naik dari Rp 2,05 menjadi Rp 2,22 triliun hingga tutup 2023. Kemudian beban usaha LPPF juga terpantau naik dari Rp 2,8 triliun menjadi Rp 3,1 triliun. Selain itu, LPPF juga mencatatkan kerugian lainnya-bersih sebesar Rp 28,37 miliar sepanjang tahun lalu. Ini berbalik dari keuntungan lainnya-bersih pada 2022 senilai Rp 255,59 miliar.

Baca Juga: Pendapatan Tumbuh, Laba Bersih Mitra Adiperkasa (MAPI) Terkoreksi di 2023

Hal serupa juga masih dialami PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) yang mencatat kinerja sepanjang tahun 2023 masih kembali mengalami penurunan. 

Melansir laporan keuangan dirilis di laman Bursa Efek Indonesia, MPPA mencatat pendapatan dan penjualan bersih sepanjang tahun 2023 berada di angka Rp 6,91 triliun. Angka tersebut menurun sebesar 1,4% jika dibandingkan dengan tahun sebelum yang berada di angka Rp 7,01 triliun.

Di sisi lain, MPPA juga mencatat kerugian sepanjang tahun 2023 menurun dari Rp 430 miliar di tahun 2022 menjadi Rp 255 miliar di 2023. Penurunan rugi ini menurut manajemen MPPA adalah efek dari program optimalisasi dan efisiensi yang dilakukan MPPA menghasilkan penghematan yang substansial sebesar Rp 98 miliar. Hal ini sekaligus menunjukkan komitmen MPPA terhadap keunggulan operasional dan manajemen biaya. 

Sementara untuk beban pokok penjualan juga turun tipis menjadi 5,706 triliun dari sebelumnya di angka Rp 5,735 triliun. Begitu pula dengan total aset MPPA yang juga masih menunjukan penurunan sebesar 3,7% menjadi Rp 3,64 triliun di tahun 2023. 

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo melihat hasil kinerja emiten ritel sepanjang tahun 2023 secara kinerja top line ada beberapa emiten memang yang masih dibawah ekspektasi.

"Seperti LPPF dan MPPA masih di bawah ekspektasi," ujarnya pada Kontan Rabu (3/4).

Sejauh ini menurut Aziz kinerja ACES yang paling menarik karena baik secara top line dan bottom line kinerjanya tumbuh. Sementara menurutnya untuk ritel yang segementasinya middle up masih memiliki potensi tumbuh positif di tahun ini.

"Karena memang daya beli yang masih terjaga dibanding dengan masyarakat middle/middle low," ucapnya.

Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus juga mencermati kinerja emiten di tahun 2023 sejauh ini yang menarik menurutnya adalah ACES dan MAPI dari sisi prospek bisnis dan pertumbuhan. 

"Meskipun MAPI secara kinerja mengalami penurunan namun secara bisnis masih menarik," jelasnya.

Untuk prospek di tahun 2024, Maximilianus mengatakan sektor ritel berpotensi untuk terus pulih dimana didukung oleh terjaganya daya beli dan konsumsi, consumer confidence index yang terus membaik. Meski begitu menurutnya tidak semua emiten ritel akan mendulang manis, karena semua akan kembali kepada bisnisnya. 

"Apalagi moment lebaran akan mendorong peningkatan transaksi akibat adanya THR," kata Maximilianus. 

Dengan begitu maximilianus merekomendasikan  untuk mencermati saham PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dengan target harga Rp 2.350 per saham. Sedangkan, Azis merekomendasikan untuk buy pada saham PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) dengan target harga Rp 1.060 per saham.

Selanjutnya: Tugu Insurance (TUGU) Diprediksi Bisa Lanjutkan Tren Positif Tahun Ini

Menarik Dibaca: Kawal Kelancaran Operasional Penerbangan, AP1 Resmi Operasikan Posko Lebaran

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×