kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.287.000   27.000   1,19%
  • USD/IDR 16.737   2,00   0,01%
  • IDX 8.329   10,88   0,13%
  • KOMPAS100 1.162   2,22   0,19%
  • LQ45 848   1,61   0,19%
  • ISSI 288   1,32   0,46%
  • IDX30 444   -1,50   -0,34%
  • IDXHIDIV20 511   -0,90   -0,18%
  • IDX80 131   0,26   0,20%
  • IDXV30 136   -0,20   -0,15%
  • IDXQ30 141   -0,53   -0,37%

Kinerja Emiten Properti Tumbuh pada Kuartal III 2025, Cermati Rekomendasi Analis


Kamis, 06 November 2025 / 08:47 WIB
Diperbarui Kamis, 06 November 2025 / 08:49 WIB
Kinerja Emiten Properti Tumbuh pada Kuartal III 2025, Cermati Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Pembangunan properti di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (23/6/2019) - KONTAN/Baihaki. miten properti masih mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja sepanjang periode Januari-September 2025.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

Memasuki akhir 2025, Abida memperkirakan kinerja sektor properti akan tetap bergerak campuran. Emiten dengan proyek siap serah akan mencatat pertumbuhan laba, sedangkan pengembang yang masih dalam tahap pembangunan berpotensi menghadapi tekanan. 

Namun, pada 2026, sektor ini diperkirakan mulai pulih merata seiring pengakuan pendapatan tertunda dari pra-penjualan 2024–2025 serta meningkatnya aktivitas serah terima unit.

Abida menilai, aktivitas akuisisi lahan oleh pengembang besar seperti BSDE dan CTRA menjadi sinyal positif atas kesiapan memasuki siklus pertumbuhan baru di 2026–2027. 

Baca Juga: PT PP (PTPP) Kantongi Nilai Kontrak Baru Rp 16,88 Triliun per Kuartal III 202

Dukungan juga datang dari perpanjangan insentif PPN DTP hingga 2027 yang menjaga minat pasar rumah primer, serta ekspektasi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia ke kisaran 3,75% pada 2026 yang berpotensi menurunkan suku bunga KPR.

Meski demikian, tantangan masih ada, mulai dari potensi stagnasi daya beli, risiko keterlambatan proyek, hingga tekanan margin akibat kenaikan biaya konstruksi. 

Sektor perkantoran juga masih menghadapi kelebihan pasokan, meski dampaknya terbatas bagi emiten yang fokus di segmen residensial.

Untuk saat ini, Abida merekomendasikan buy untuk sejumlah saham properti unggulan, yakni BSDE dengan target harga Rp 1.450 per saham, CTRA Rp 1.600, PWON Rp 640, dan SMRA Rp 800 per saham.

Selanjutnya: Kumpulan Link Twibbon Hari Wayang Nasional pada 7 November 2025

Menarik Dibaca: Kumpulan Promo Ancol Beli 1 Tiket 3 Petualangan Hemat, sampai 30 November Saja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×