kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Kinerja Emiten Properti Masih Cerah pada Kuartal I-2024, Simak Rekomendasi Analis


Minggu, 05 Mei 2024 / 18:02 WIB
Kinerja Emiten Properti Masih Cerah pada Kuartal I-2024, Simak Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Kota mandiri Summarecon Crown Gading yang dikembangkan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) di Tarumajaya, Bekasi. Kinerja Emiten Properti Masih Baik di Kuartal I 2024, Simak Rekomendasi Sahamnya.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja sejumlah emiten properti pada kuartal I 2024 tercatat masih ciamik. Hal ini terjadi lantaran Bank Indonesia (BI) masih konsisten menahan suku bunga di level 6% pada tiga bulan pertama tahun ini.

PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mencatat penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp 2,31 triliun di kuartal I 2024, naik 8,69% secara tahunan alias year on year (yoy) dari sebelumnya Rp 2,13 triliun.

Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 483,39 miliar di kuartal I 2024, naik 17,08% yoy dari Rp 412,86 miliar.

Baca Juga: Naik 8,69%, Ciputra (CTRA) Catat Pendapatan Rp 2,31 Triliun di Kuartal I-2024

Head of Investor Relation Ciputra Development, Aditya Ciputra, mengatakan, pertumbuhan pendapatan perseroan didorong oleh kedua segmen bisnis. Yaitu, segmen pengembangan properti yang meliputi penjualan rumah dan ruko, serta segmen properti investasi yang sebagian besar meliputi pusat perbelanjaan dan fasilitas kesehatan.

CTRA juga berhasil mengantongi pendapatan prapenjualan alias marketing sales sebesar Rp 3,3 triliun pada kuartal I 2024. Nilai marketing sales ini mencapai 30% dari target total tahun 2024 yang sebesar Rp 11,1 triliun. 

“Hal ini terjadi meskipun ada beberapa potensi dampak dari aktivitas pemilihan umum presiden dan bulan puasa,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (3/5).

Sementara itu, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) mencatatkan pendapatan Rp 366,46 miliar di kuartal I 2024. Ini naik 13,64% yoy dari sebelumnya Rp 322,47 miliar.

Baca Juga: Dari 4 Emiten BUMN Karya, ADHI dan PTPP Mencatat Kinerja Positif di Kuartal I-2024

Metropolitan Land pun mengantongi laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 69,77 miliar di kuartal I 2024, naik 2,35% yoy dari sebelumnya Rp 68,16 miliar.

Hal serupa juga dialami PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencatatkan pendapatan neto Rp 2,13 triliun di kuartal I 2024, naik 42,30% yoy dari sebelumnya Rp 1,49 triliun.

ummarecon Agung pun mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 441,39 miliar di kuartal I 2024, naik 62,40% yoy dari Rp 283,87 miliar.

Corporate Secretary Summarecon, Agung Jemmy Kusnadi, mengatakan, kenaikan pendapatan di kuartal I 2024 terutama berasal dari pendapatan unit usaha Property Development yang mengalami kenaikan sebesar Rp 531 miliar atau 37% yoy menjadi Rp 1,4 triliun di kuartal I 2024.

Kenaikan ini sebagian besar disumbang dari segmen produk rumah, terutama dari kawasan Summarecon Bekasi. Sementara, unit usaha Investment Property mengalami kenaikan sebesar Rp 85 miliar atau 18% yoy. Kenaikan pendapatan ini juga berdampak pada kenaikan laba SMRA.

“Di tahun 2024, Perseroan masih akan mengandalkan penjualan produk rumah, yaitu sebesar lebih dari 50% dari target marketing sales Rp5 triliun di tahun ini,” ujarnya kepada Kontan, Minggu (5/5).

Namun PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 1,53 triliun pada periode kuartal I-2024, naik 11% yoy. Hingga akhir Maret 2024, PWON membukukan laba bersih Rp 330,91 miliar, turun dari Rp 595,38 miliar di kuartal I 2023.

Baca Juga: Pakuwon (PWON) Optimistis Kenaikan Tarif Sewa Mal Tak Pengaruhi Tingkat Okupansi

PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) membukukan pertumbuhan pendapatan usaha sebesar 31,25% yoy menjadi Rp 3,77 triliun di kuartal I-2024. Pada akhir Maret 2024, BSDE berhasil membukukan Laba Periode Berjalan yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk sebesar Rp1,44 triliun, melonjak 62,55% yoy.

Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda melihat, emiten properti yang mencatatkan kinerja yang baik pada kuartal I 2024 di antaranya adalah LPCK, BSDE, ASRI, dan CTRA. Sementara, emiten yang kinerjanya kurang baik yaitu PANI dan PWON. 

“Yang menopang kinerja kuartal I 2024 yaitu pendapatan dari aset hunian. Sentimen penggerak emiten properti adalah insentif pemerintah mengenai PPN DTP dan pemangkasan suku bunga,” ujarnya kepada Kontan, Minggu (5/5).

Prospek kinerja sektor properti di era suku bunga yang tinggi saat ini akan jadi kurang baik, bahkan bisa menurun. Sebab, kondisi ini dapat menekan keinginan masyarakat untuk membeli hunian baru.

Baca Juga: Metropolitan Kentjana (MKPI) Akui Bisnis Sewa Gedung Perkantoran Membaik pada 2024

Selain itu, pelemahan rupiah juga dapat memberikan dampak negatif untuk emiten properti yang memiliki utang dalam dolar Amerika Serikat (AS). 

“Suku bunga tinggi pastinya akan berdampak untuk bunga KPR menjadi lebih besar, sehingga masyarakat akan menunda untuk membeli rumah,” paparnya. 

Kebijakan moneter yang ketat memang memiliki potensi menghambat bisnis emiten properti, khususnya pada penjualan rumah tapak dan apartemen. 

“Namun, untuk aset pusat perbelanjaan, dampak dari suku bunga yang tinggi tidak terlalu berpengaruh, karena masih banyak masyarakat yang melakukan aktivitas berbelanja,” jelasnya.

Vicky pun merekomendasikan trading buy untuk CTRA, BSDE, dan SMRA dengan target harga masing-masing Rp 1.220, Rp 965, dan Rp 530 per saham.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta melihat, kinerja bagus emiten properti di kuartal I 2024 juga disebabkan oleh penahan suku bunga BI di 6%.

“Penahanan suku bunga ini memberikan katalis positif terhadap kinerja emiten properti di kuartal I 2024,” ujarnya kepada Kontan, Minggu (5/5).

Ke depannya, kinerja emiten properti masih akan bergantung dari kebijakan pelonggaran moneter, baik BI maupun The Fed. “Jika inflasi sudah mulai melandai, ini akan jadi angin segar untuk pasar. Apalagi, jika The Fed melonggarkan kebijakan moneter pada June dot plot,” ungkapnya.

Baca Juga: BI Rate Naik, Cermati Rekomendasi Saham SMRA, CTRA, PWON, BKSL

Nafan pun merekomendasikan beli untuk SMRA dengan target harga terdekat di Rp 585 per saham. CTRA direkomendasikan buy on weakness dengan target harga terdekat Rp 1.205 per saham.

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo melihat, pergerakan saham CTRA saat ini berada di level support Rp 975 per saham dan resistance Rp 1.210 per saham. Sementara, pergerakan saham MTLA berada di level support Rp 360 per saham resistance Rp 400 per saham.

William pun merekomendasikan wait and see untuk CTRA dan MTLA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×