Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laba bersih emiten tambang batubara sepanjang Januari hingga September 2023 merosot mengikuti penurunan harga batubara.
Penurunan kinerja ini diprediksikan masih berlangsung pada kuartal akhir tahun ini.
Terkini, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) melaporkan penurunan laba bersih menjadi US$ 405,83 juta.
Realisasi ini tergerus 54,6% secara tahunan. Pendapatan ITMG pun turun sebesar 30,19% menjadi US$ 1,82 miliar.
Baca Juga: Kinerja Tertekan Harga Jual, Intip Rekomendasi Saham Tambang Batubara
Penurunan kinerja juga dialami PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan koreksi laba bersih hingga 62,21% menjadi Rp 3,8 triliun.
PT Indika Energy Tbk (INDY) juga bernasib sama.
Bahkan, laba bersih INDY tergerus 72,26% secara tahunan menjadi sebesar US$ 93,83 juta per akhir September 2023.
Sedangkan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) melaporkan pendapatan dan laba bersih yang kompak turun, masing-masing minus 15,76% dan minus 35,96%.
Penurunan kinerja ini disebabkan harga jual yang lebih rendah.
Baca Juga: Harga Jual Turun, Kinerja Emiten Tambang Batubara Menyusut
Kendati volume produksi dan penjualan emiten naik, laba bersih emiten tambang batubara akan tetap tertekan.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan menilai, belum akan ada rebound signifikan kinerja emiten batubara di kuartal IV-2023.
Biasanya, ada kenaikan permintaan batubara seiring masuknya musim dingin di negara-negara importir batubara seperti China, Jepang dan India.
Baca Juga: 22 Dokumen Revisi RKAB Batubara Tahun 2023 Ditolak Kementerian ESDM
Rizkia menyematkan rekomendasi hold untuk saham ADRO dengan target harga Rp 2.795 menjadi Rp 2.380 per saham.
Kemudian hold saham PTBA dengan memangkas target harga PTBA menjadi Rp 2.250.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News