kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Kinerja Emiten Otomotif Diproyeksi Melambat di Kuartal II, Simak Rekomendasi Analis


Selasa, 11 Juni 2024 / 20:00 WIB
Kinerja Emiten Otomotif Diproyeksi Melambat di Kuartal II, Simak Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Toyota VOXY di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017. Kinerja Emiten Otomotif Diproyeksi Melambat di Kuartal II, Simak Rekomendasi Analis.


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan wholesales (pabrik ke dealer) mobil nasional turun 21% secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi 334.969 unit pada Januari-Mei 2024, dari sebelumnya 423.771 unit. 

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, melihat penurunan penjualan mobil di tahun ini disebabkan tingginya tingkat suku bunga kredit. Hal itu menurutnya mendorong masyarakat untuk menunda melakukan pembelian secara kredit.

"Karena dananya akan dialokasikan untuk hal yang lebih penting," jelas Nico pada Kontan, Selasa (11/6).

Nico memperkirakan pada kuartal II 2024 ini kinerja emiten otomotif akan mengalami perlambatan. Nico melihat masih adanya peluang dari berbagai macam merk yang masuk dengan harga yang kian bersaing akan menjadi salah satu pemicu penjualan mobil. 

Baca Juga: JP Morgan Prediksi Harga Saham Blue Chip Ini Akan Kembali Ke Level 5.000

Menurutnya harga dan model tentu akan menjadi salah satu pertimbangan bagi masyarakat untuk melakukan pembelian, karena semakin tinggi persaingan maka harga biasanya akan mengalami penurunan yang tentu akan menguntungkan bagi masyarakat.

"Belum lagi banyaknya diskon yang diberikan oleh merk mobil yang baru masuk, sehingga hal ini tentu diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi penjualan mobil," ucapnya.

Begitu juga dengan Analis Mirae Asset Sekuritas, Christopher Rusli, yang mencatat wholesale roda empat pada bulan April 2024 mencapai 48,637 unit atau menurun 17.5% YoY. Secara kumulatif, volume grosir mobil di pasar domestik Januari-April 2024 berjumlah 263.706. 

"Ini menjadi hasil yang mengecewakan secara keseluruhan dibandingkan tahun sebelumnya," ujarnya.

Baca Juga: Saham Astra International (ASII) Jatuh ke Level Terendah, Begini Rekomendasi Sahamnya

Christoper juga mencatat pangsa pasar PT Astra International Tbk (ASII) terpukul pada April 2024 mencapai 54,5%, turun dari 58,8% pada April 2023. Penjualan pada April 2024 juga mengalami penurunan 23,4% YoY atau sejumlah 26.531 unit. 

 

Pangsa pasar Toyota turun dari 37,0% menjadi 31,2% pada April 2024 sementara Daihatsu tetap solid dengan peningkatan dari 18,3% menjadi 19,5%. 

"Merek lain seperti Honda dan Suzuki berhasil meningkatkan pangsa pasarnya masing-masing menjadi 9,5% dan 10,3% dibandingkan 8,4% dan 7,9% pada tahun  sebelumnya," ungkapnya.

Di sisi lain, Chritoper melihat di tengah melemahnya penjualan mobil secara nasional, BEV & HEV justru menjadi pilihan yang paling menarik. Hal itu karena penjualan BEV meningkat 42,4% YoY menjadi 1.828 unit di bulan April  2024 dari sebelumnya 1.284 unit di bulan April 2023. 

"Angka tersebut menyumbang sekitar 3,76% dari total penjualan mobil di bulan April 2024," jelas Christoper.

Begitu juga dengan penjualan mobil HEV yang mengalami peningkatan sebesar 15,6% YoY. Christoper mencatat penjualan HEV mencapai 3.357 unit di bulan April 2024, meningkat dari 2.904 unit pada periode yang sama tahun 2023 atau sebesar 6,90% dari total penjualan mobil.

Selain itu, Christoper mengatakan baru-baru ini Presiden Joko Widodo mengumumkan aturan insentif mobil hybrid akan segera dikeluarkan. Saat ini insentif tersebut masih dalam pembahasan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. 

Baca Juga: Sektor Industri Masih Lesu, Pilih Selektif atau Beralih ke Saham Defensif

"Kami percaya bahwa hal ini akan memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan terhadap penjualan HEV di Indonesia dan memungkinkan mereka untuk tetap kompetitif dalam hal pertumbuhan penjualan dibandingkan BEV," ungkapnya.

Melihat hal tersebut, Christoper mempertahankan peringkat Overweight untuk sektor otomotif meskipun penjualan otomotif masih melemah. Christoper merekomendasikan untuk trading buy saham ASII dengan target harga Rp 6.050 per saham. 

Sementara Nico masih belum merekomendasikan saham apapun untuk sector otomotif. 

Baca Juga: Saham Astra International (ASII) Sentuh Level Terendah, Cermati Rekomendasi Analis

Sedangkan secara teknikal Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana merekomendasikan untuk wait and see pada saham ASII dengan support 4.290 dan resistance 4.450, wait and see pada PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) dengan support 1.795 dan resistance 1.880, spec buy pada PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) dengan target Harga Rp 1.340 - Rp 1.370 per saham dan trading buy pada PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) dengan target Harga Rp 1.000 - Rp 1.015.  

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×