Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten kecantikan diprediksi akan menghadapi tantangan hingga akhir tahun 2024.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo, menyatakan bahwa persaingan antar emiten kecantikan sangat ketat, menjadi tantangan utama bagi para pemain di sektor ini.
"Melihat tantangan yang ada, bisa saja penjualan tidak sesuai dengan target tahun ini," jelas Azis kepada Kontan.co.id, Rabu (26/6).
Berdasarkan kinerja pada kuartal I 2024, Azis mengatakan PT Victoria Care Indonesia Tbk (VICI) masih menunjukkan pertumbuhan yang baik dibandingkan dengan emiten kecantikan lainnya. Bahkan, secara bottom line, VICI mengalami pertumbuhan yang signifikan.
"Hal itu didorong oleh peningkatan penjualan pada segmen lokal, di mana semua segmen pendapatan naik signifikan," ujarnya.
Baca Juga: Naik 0,33% Hari Ini (26/6), Simak Proyeksi IHSG pada Kamis (27/6)
Azis juga menilai prospek emiten kecantikan masih sangat menantang. Hal ini disebabkan oleh persaingan yang ketat antar emiten. Selain itu, strategi pemasaran yang baik diperlukan untuk meningkatkan market share di publik.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, juga melihat persaingan di sektor kecantikan sangat kompetitif dan berpengaruh terhadap kinerja ke depan.
"Jadi kita masih perlu mencermati lagi kinerja keuangan yang mendatang," ungkapnya.
Menurut Nafan, emiten kecantikan masih perlu meningkatkan kinerja terutama dari segi penjualan, yang harus diikuti dengan inovasi-inovasi terbaru.
"Karena kalau dilihat, belum ada tren peningkatan penjualan pada emiten kecantikan," ujarnya.
Melihat prospek emiten kecantikan yang masih penuh tantangan, Nafan menyarankan para investor untuk selalu mencermati kinerja keuangan dan kekuatan fundamental dari masing-masing emiten.
Selain itu, juga harus memperhatikan tingkat likuiditas sahamnya.
Baca Juga: IHSG Koreksi, Deretan Saham Big cap Ini Juga Turun di 2024
"Selain mencermati fundamental dan kinerja keuangan, likuiditas saham ini juga sangat penting untuk diperhatikan, kecuali UNVR yang memang sahamnya likuid karena market cap-nya besar," ucapnya.
Dengan begitu, Nafan merekomendasikan untuk "Accumulative Buy" pada PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dengan target harga Rp3.480.
Sementara itu, Azis merekomendasikan untuk "Trading Buy" secara short term pada PT Victoria Care Indonesia Tbk (VICI) dengan potensi upside 4% - 5%.
Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana merekomendasikan untuk "Wait and See" pada PT Martina Berto Tbk (MBTO) dengan support Rp 56 dan resistance Rp 67, "Buy if Break" pada PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) dengan target harga Rp 432 - Rp 450, "Wait and See" pada PT Kino Indonesia Tbk (KINO) dengan support Rp 1.360 dan resistance Rp 1.400, "Buy on Weakness" pada PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dengan target harga Rp 3.230 - Rp 3.390, dan "Spec Buy" pada PT Victoria Care Indonesia Tbk (VICI) dengan target harga Rp 650 - Rp 670.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News