Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Noverius Laoli
Efisiensi operasional yang dilakukan oleh IRRA, Ekky mencontohkan, mampu menjaga margin kotornya di kisaran 20% meskipun ada tekanan dari sisi harga jual.
Sementara itu, MDLA memanfaatkan momentum IPO untuk melunasi utang dan memperkuat arus kas, yang kemudian digunakan untuk memperluas jaringan distribusi dan mendukung pertumbuhan volume penjualan di paruh pertama tahun ini.
“Prospek sektor ini ke depan masih cukup menjanjikan, terutama bagi emiten yang mampu mengintegrasikan produk secara strategis, menargetkan segmen pelanggan yang tepat (antara korporasi dan institusi), serta memperkuat lini pemeriksaan preventif dan laboratorium,” jelas Ekky.
Baca Juga: Profit Taking dan Net Sell Bikin IHSG Loyo, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
Permintaan terhadap layanan seperti medical check-up dan screening berbasis BPJS ditaksir dia masih akan menopang volume penjualan.
Selain itu, perkembangan health-tech seperti telemedicine, digital diagnostic, dan integrasi data kesehatan juga dilihat Ekky membuka peluang emiten-emiten ini untuk mendulang margin yang lebih tinggi.
Secara beriringan, pemerintah pun terus mendorong digitalisasi sistem pengadaan melalui Katalog Elektronik Sektoral dan peningkatan TKDN alkes, yang mempercepat akses bagi produk lokal ke fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia.
Namun, emiten-emiten ini kata Ekky perlu mewaspadai ancaman guyuran produk-produk AS ke depan. Tanpa persyaratan sertifikasi ketat, produk-produk impor ini menurut dia bisa menekan harga dan margin distributor lokal, terutama bagi emiten yang belum memiliki merek kuat atau diferensiasi produk.
“Selain itu, tingginya ketergantungan terhadap bahan baku impor (sekitar 88%) juga membuat emiten dalam sektor ini rentan terhadap fluktuasi nilai tukar dan ketidakpastian tarif bea masuk ke depan,” jelas Ekky.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Pilihan untuk Hari Ini (29/7), IHSG Berpotensi Melemah
Ke depan, emiten seperti IRRA dan LABS yang sudah mulai memperluas pasar ekspor ke ASEAN sehingga dinilai Ekky menarik untuk dikoleksi secara jangka menengah hingga panjang.
“Untuk rekomendasi bisa IRRA, beli di harga sekarang ada potensi penguatan dengan target menengah di Rp 500, LABS juga menarik untuk dibeli, dengan target jangka pendek kembali ke Rp 150,” pungkas Ekky.
Selanjutnya: Wall Street Bangkit, Tiga Indeks Utama Catat Kenaikan Harian Tertinggi Sejak Mei
Menarik Dibaca: Yuk Lihat Jadwal KRL Solo Jogja pada Selasa 5 Agustus 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News