kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Kinerja Emiten BUMN Jomplang, Intip Rekomendasi Saham Pelat Merah Untuk 2024


Selasa, 19 Desember 2023 / 07:40 WIB
Kinerja Emiten BUMN Jomplang, Intip Rekomendasi Saham Pelat Merah Untuk 2024
ILUSTRASI. Emiten pelat merah mengalami pertumbuhan yang beragam, dengan sektor perbankan menggembirakan namun sektor konstruksi mengecewakan.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pelat merah mengalami pertumbuhan yang beragam, dengan sektor perbankan menggembirakan namun sektor konstruksi mengecewakan.

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) baru-baru ini menunda pembayaran Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 Seri A yang jatuh tempo pada 18 Desember 2023. Dampaknya, perdagangan saham WIKA di Bursa Efek Indonesia dihentikan sementara, dan peringkat surat berharga WIKA oleh Pefindo turun menjadi idCCC. Peringkat WIKA memiliki prospek Credit Watch dengan implikasi negatif.

Teguh Hidayat, Pengamat Pasar Modal dan Direktur Avere Investama, menyatakan bahwa WIKA menghadapi kondisi sulit akibat kerugian dan beban utang yang tinggi. Meskipun debt to equity ratio (DER) WIKA mencapai 787,63%, masih lebih rendah dari DER PT Waskita Karya Tbk (WSKT) yang mencapai 1.342,71%.

"Kemungkinan suspensi WIKA masih akan lama, sama dengan WSKT yang dari awal tahun belum dibuka-buka," kata Teguh saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (18/12).

Baca Juga: Saham WIKA Disuspensi BEI, Bagaimana Nasibnya Nanti?

Meskipun demikian, Teguh menilai bahwa kegagalan pembayaran oleh BUMN Karya ini tidak akan berdampak pada prospek emiten pelat merah lainnya, terutama bank-bank milik negara sebagai kreditur. 

"Tidak semua BUMN bermasalah, hanya BUMN Karya saja. Kalau perbankan dan tambang masih aman," kata Teguh.

Hal ini dapat dilihat dari setoran dividen BUMN kepada negara per Desember 2023, yang mencapai Rp 81,5 triliun. Tingginya dividen ditopang oleh perbankan sebesar Rp 40,8 triliun dan nonbank Rp 40,7 triliun. Raihan ini telah menembus target atau setara dengan 100,9%.

Dividen yang tinggi, terutama dari sektor perbankan, menjadi sentimen positif bagi BUMN tahun depan, menurut Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas.

"Tahun depan diharapkan target dividen akan menjadi Rp 85 triliun yang diharapkan bisa tercapai dan akan disambut baik oleh investor," tutur Nico. 

Baca Juga: Wijaya Karya Realty Targetkan Okupansi Hotel 85% pada Tahun Depan

Dari sejumlah sektor di BUMN, sektor perbankan masih menjadi unggulan. Saham pilihan Pilarmas Investindo Sekuritas jatuh pada BBRI, BMRI, BBNI, BRIS, dan BBTN

Nico bilang setiap perbankan memiliki segmen konsumennya masing-masing. Kelima himpunan bank negara (Himbara) itu mampu menjaga pertumbuhan kreditnya dan mengelola NPL.

"BBTN menjadi menarik, karena adanya insentif di sektor properti. Sementara BRIS punya pangsa pasar syariah yang besar," kata dia. 

Dalam hitungannya, BBRI punya target harga di Rp 6.350 per saham, BBNI dengan target di Rp 5.700 per saham, BMRI di harga Rp 6.800 per saham, BRIS dengan target di Rp 2.100 per saham, dan BBTN di Rp 1.600 per saham. 

Baca Juga: Saham BUMN Karya Sempat Menghijau, Ini Sentimen Pendorongnya

Selain sektor perbankan, Nico menyebut sektor infrastruktur juga bisa menjadi pilihan. Dia menilai JSMR dan TLKM masih menarik untuk dicermati. 

Teguh menyarankan investor untuk lebih cermat dan teliti dalam memilih saham-saham BUMN. Ada dua hal utama yang menjadi perhatian, pertama posisi utang dan struktur permodalan. 

"Kata kuncinya adalah utangnya aman dengan DER rendah. Selain itu memiliki struktur permodalan yang kuat seperti perbankan," kata dia. 

Untuk tahun depan Teguh menilai saham sektor perbankan dan tambang bisa dilirik. Apalagi INCO resmi masuk menjadi bagian MIND ID akan menjadi pilihan yang menarik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×