kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kinerja emiten batubara loyo di kuartal III 2019, pebisnis putar otak


Sabtu, 02 November 2019 / 13:13 WIB
Kinerja emiten batubara loyo di kuartal III 2019, pebisnis putar otak
ILUSTRASI. Kontraktor pertambangan batubara PT Bukit Makmur Mandiri Utama atau BUMA, anak usaha PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID). Sejumlah emiten tambang batubara menyiapkan strategi untuk menggenjot kinerja hingga akhir 2019. Foto Dok DOID


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara yang terkoreksi masih menjadi penyebab utama turunnya kinerja emiten tambang batubara. Beberapa emiten pun mencatatkan penurunan pendapatan dan laba bahkan ada yang sampai merugi.

Menanggapi kondisi ini, beberapa emiten telah menyiapkan strategi untuk menggenjot kinerja hingga penghujung 2019.

Baca Juga: Tertekan penurunan harga, kinerja emiten batubara melorot di kuartal III 2019

PT Bukit Asam Tbk (PTBA, anggota indeks Kompas100) misalnya, melakukan efisiensi biaya operasional guna meningkatkan kinerjanya. Beban pokok penjualan PTBA pada kuartal III 2019 naik 12,6% menjadi Rp 10,5 triliun. Komposisi dan kenaikan terbesar berasal dari biaya angkutan kereta api seiring dengan peningkatan volume batubara.

Untuk itu, PTBA telah bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk menyelesaikan pengembangan proyek angkutan batubara jalur Tanjung Enim- Kertapati dengan kapasitas 5 juta ton per tahun.

Selain itu, PTBA juga melakukan optimalisasi perencanaan penambangan dan merumuskan strategi penjualan yang memberikan profit margin yang lebih baik bagi perseroan. “Strategi tersebut adalah strategi yang masih dapat dikendalikan oleh manajemen PTBA,” kata Suherman, Sekretaris Perusahaan Bukit Asam.

Untuk diketahui, per kuartal III 2019 PTBA membukukan laba sebesar Rp 3,10 triliun atau turun 21,08% secara year-on-year (yoy). Sementara pendapatan PTBA naik tipis 1,36% menjadi Rp 16,25 triliun.

Di sisi lain, kinerja PT Bumi Resources Tbk juga terimbas pelemahan batubara. Pada kuartal III 2019, laba bersih BUMI tergerus 63% menjadi US$ 76,07 juta. Sementara itu, pendapatan BUMI menjadi US$ 751,85 juta atau turun 8,85%.

Baca Juga: Sarimelati Kencana (PZZA) yakin bisnis bakal tetap kencang sampai akhir tahun

Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengatakan, BUMI akan berfokus pada peningkatan volume, mengoptimalkan biaya (cost), memaksimalkan cash generation, dan fokus pada pembayaran utang.

“Kami pikir standar (benchmark) kualitas harga batubara akan meningkat pada 2020 di kisaran US$ 70 – US$ 80 per ton dari saat ini US$ 66 per ton. Jadi, ke depan dapat dilihat sebagai sinyal yang baik dan positif,” ujar Dileep kepada Kontan.co.id, Jumat (1/11).


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×