Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencetak pertumbuhan kinerja sepanjang tiga bulan pertama tahun 2021. Mengutip laporan keuangannya, KLBF membukukan pertumbuhan penjualan bersih hingga 3,79% year on year (yoy) menjadi Rp 6,02 triliun.
Kenaikan dari sisi penjualan itu ikut mengerek laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga 7,05% yoy. Sepanjang kuartal I-2021 laba KLBF tercatat Rp 716,47 miliar.
Analis Mirae Asset Sekuritas Mimi Halimin mengungkapkan, laba bersih KLBF di kuartal I 2021 itu sebagian besar ditopang oleh efisiensi biaya di tingkat operasi. Adapun penguatan penjualan bersih KLBF dinilai menjanjikan, kendati divisi obat resep dan divisi nutrisi tercatat lesu.
Asal tahu saja, keduanya melorot masing-masing 0,06% yoy dan 1% yoy. Penurunan dua divisi itu dapat diimbangi oleh divisi produk kesehatan yang menguat 2,69% yoy, serta divisi distribusi dan logistik yang terkerek 11,66% yoy.
"Secara keseluruhan, kami mempertahankan estimasi kami bahwa bisnis Obat Resep, Produk Kesehatan, Nutrisi, dan Distribusi KLBF di tahun 2021 dapat tumbuh masing-masing sekitar 3% yoy, 6% yoy, 6% yoy, dan 8% yoy," ujar analis Mirae Asset Sekuritas Mimi Halimin dalam risetnya.
Baca Juga: Pasar masih fluktuatif, Kalbe Farma (KLBF) masih pertimbangkan rencana IPO anak usaha
Mimi tetap mempertahankan estimasi pendapatan KLBF sepanjang tahun 2021 sekitar Rp 24,5 triliun atau naik 6,% yoy. Sementara, laba bersihnya diperkirakan mencapai Rp 2,9 triliun atau naik 4,6% yoy.
Lebih lanjut, untuk saat ini vaksin Covid-19 KLBF masih dalam tahapan uji klinis. Oleh karenanya Mirae Asset Sekuritas belum memasukkan pengembangan vaksin dalam estimasinya. Akan tetapi, vaksin yang dikembangkan KLBF dipercaya akan menjadi katalis positif bagi kinerjanya.
Di sisi lain, Mirae Asset Sekuritas melihat adanya potensi tambahan kontribusi dari produk KGBio, misalnya produk onkologi, di masa mendatang.
"Kami percaya bahwa prospek masa depan KLBF tetap menarik," imbuhnya.
Mimi menaikkan rekomendasi KLBF menjadi buy dari sebelumnya trading buy dengan target harga Rp 1.760 per saham.
Sementara itu, NH Korindo Putu Chantika dalam risetnya mempertahankan rekomendasi buy KLBF dengan target harga Rp 1.750 per saham.
Putu mengungkapkan, kinerja KLBF sepanjang tiga bulan pertama tahun 2021 masih sejalan dengan ekspektasi pasar.
"KLBF masih menjadi pilihan menarik untuk investasi jangka panjang dengan posisi keuangan yang kuat dan rencana bisnis yang solid," ujarnya.
Dijelaskan, rencana binis solid yang dimaksud adalah vaksin KLBF GX-19 yang akan dikomersilkan pada kuartal terakhir tahun ini. Dalam pandangannya, vaksin ini akan menjadi katalis positif. Mengingat, pemerintah memiliki skema vaksinasi Covid-19 swasta sehingga berpotensi menguntungkan KLBF.
Di sisi lain, anak usaha KLBF Enseval Putra Megatrading (EPMT) telah ditugaskan oleh pemerintah untuk melakukan distribusi vaksin Covid-19 ke tujuh provinsi, sebagian besar di Sumatra dan Kalimantan.
Baca Juga: Ada prospek positif, Kalbe Farma (KLFB) berencana revisi target kinerja tahun ini
Adapun anak perusahaan KLBF, Kalbe Genexine Biologics (KGBio) telah menandatangani perjanjian lisensi dengan Genexine Korea Selatan untuk mengembangkan dan mengkomersialkan obat imun-onkologi GX-17. Saat ini GX-17 masih dalam tahap uji klinis tahap kedua.
Sejauh ini KLBF juga telah meluncurkan alat tes diagnostik Covid-19 berbasis air liur seharga Rp 488.000/kit. Diperkirakan, produk ini akan diminati karena Indonesia masih melawan pandemi Covid-19, apalagi dengan adanya kekhawatiran gelombang kedua.
Sekadar informasi, hingga penutupan perdagangan Kamis (27/5), harga KLBF berada di Rp 1.420 per saham. Harga tersebut cenderung melemah 5,33% sebulan terakhir. Dilihat sejak awal tahun, samah KLBF sudah melorot 4,05% year to date (ytd).
Selanjutnya: Siap-siap, Kalbe Farma (KLBF) akan tebar dividen hingga Rp 1,3 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News