Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) diprediksi masih belum akan optimal di 2024. Ketidakpastian ekonomi di dalam dan luar negeri, serta tingginya harga pangan menjadi perhatian.
Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda mengatakan, tekanan yang terjadi pada kinerja 2023 yang menyebabkan kerugian cukup dalam membuat kinerja tahun ini belum akan optimal.
"Selain itu BUKA memiliki kompetitor yang lebih unggul," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (4/4).
Meski begitu, ia menilai peluang untuk mencetak profitabilitas masih terbuka.
Baca Juga: Kinerja Bukalapak (BUKA) Diproyeksi Positif pada 2024, Cermati Rekomendasi Analis
"Namun perlu dilihat kembali bagaimana strategi emiten BUKA," sambungnya.
Maklum, BUKA memiliki kas dan setara kas yang besar. Pada akhir 2023, emiten teknologi ini mencatatkan kas dan setara kas sebesar Rp 15,18 triliun.
Equity Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Christopher Rusli berpandangan serupa. Menurutnya, kinerja BUKA akan mengalami perbaikan, tetapi belum akan optimal mengingat cukup banyak tantangan yang dihadapi.
Dus, ia memperkirakan BUKA masih akan mencetak rugi bersih sebesar Rp 231 miliar.
"Akan sulit untuk memproyeksikan nilai investasi BUKA karena perhitungan mark-to-market dan proyeksi kami bahwa pertumbuhan online to offline (O2O) tidak akan sekuat tahun 2023 karena ketidakpastian ekonomi makro," tulisnya dalam riset, Kamis (28/3).
Dijelaskan, segmen O2O BUKA pada tahun 2024 relatif datar dipengaruhi oleh pemulihan yang lambat di daerah tier 2 pasca pandemi. Selain itu belanja konsumen terkontraksi karena harga makanan yang tinggi.
Di sisi lain, ia melihat potensi penurunan suku bunga pada paruh kedua tahun ini dapat menjadi katalisator pertumbuhan.
Baca Juga: Cetak Rugi di Tahun 2023, Ini Penjelasan Bukalapak.com (BUKA)
"Namun, ekspektasi pasar telah disesuaikan dari empat kali penurunan suku bunga menjadi hanya dua kali, yang menandakan adanya pelemahan ekonomi," paparnya.
Kendati pertumbuhan terbatas pada segmen O2O, ia melihat segmen marketplace BUKA, terutama di vertikal khusus, memberikan titik terang yang potensial karena tingkat take rate lebih besar dari 10%. Ia pun memproyeksikan pendapatan BUKA berpotensi tumbuh menjadi Rp 4,98 triliun.
Namun dengan adanya ketidakpastian ekonomi, Mirae Asset Sekuritas menurunkan ratingnya menjadi hold dengan target harga Rp 160. Sementara Kiwoom Sekuritas merekomendasikan trading buy BUKA dengan target harga Rp 155.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News