kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Bank Central Asia (BBCA) di semester I 2021 stabil, ini rekomendasi analis


Kamis, 22 Juli 2021 / 21:54 WIB
Kinerja Bank Central Asia (BBCA) di semester I 2021 stabil, ini rekomendasi analis
ILUSTRASI. Gedung Menara BCA di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Kinerja Bank Central Asia (BBCA) di semester I 2021 stabil, ini rekomendasi analis,


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli

Andre melihat keuangan BBCA bisa tetap bertahan solid dengan dukungan cost of fund yang murah. Hal tersebut terlihat dari, rasio CASA atau current account saving account BBCA tumbuh 21% yoy. 

Secara total kepemilikan aset BBCA masih baik dengan naik 15,8% yoy. Meski, non performing loan naik ke 2,4% dari 2,1% di periode tahun lalu, Andre mengatakan  kualitas kredit BBCA masih baik karena NPL coverage juga bertumbuh dari 204,5% di semester I-2020 menjadi 230,6% di semester I-2021.

"Jadi secara kualitas aset, BBCA, sangat baik," kata Andre, Kamis (22/7). 

Dalam berusaha mencari pertumbuhan kinerja di tengah pandemi, manajemen BBCA mengatakan terus mencari solusi dan peluang termasuk melalui digitalisasi. Terbaru, bank digital milik BBCA, Blu memiliki sejumlah fitur yang memungkinkan nasabah membuka tabungan hingga 10 macam dalam satu rekening. 

Baca Juga: Dana murah makin tambun, dana pihak ketiga BCA tumbuh 17,5% di semester I-2021

William menilai infrastruktur dan sistem digital BBCA sudah lebih siap dari daripada kompetitornya. Tentunya, keunggulan digital BBCA bisa menjadi penyokong pertumbuhan kinerja BBCA ke depan. William merekomendasikan buy on wekness BBCA dalam jangka pendek dan tetap merekomendasikan buy dalam jangka panjang. 

Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 17,5% yoy dari Rp 761,6 triliun menjadi Rp 895,23 triliun di semester 1-2021. Sementara net interest margin (NIM) BBCA terkoreksi 0,7% yoy ke 5,3% dari 6% di semester I-2020.

Rahmi Marina Analis Maybank Kim Eng menulis dalam risetnya di akhir Juni, di tengah pelemahan ekonomi yang berkepanjangan, BBCA akan bersaing keras dalam menarik pinjaman yang berkualitas. Akhirnya, BBCA berpotensi terpaksa menjaga suku bunga pinjamannya tetap rendah yang ujungnya bisa menurunkan pendapatan. 

"Mengingat ruang BBCA untuk lebih lanjut memangkas suku bunga depositonya terbatas, maka kami memperkirakan NIM BBCA menurun ke 5,1% di tahun ini dari perkiraan awal di 5,6%," kata Rahmi. 

Rahmi merekomendasikan sell dan memasang target harga Rp 26.500. Sementara, Anggaraksa Arisman Analis NH Korindo Sekuritas merekomendasikan beli dan memasang target harga Rp 38.000.

Selanjutnya: Sebelum IPO, Bank Digital BCA bakal disuntik modal lagi oleh BCA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×