kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Kilau si kuning emas tertutup sorot The Fed


Kamis, 03 September 2015 / 17:54 WIB
Kilau si kuning emas tertutup sorot The Fed


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga si kuning gagal berpendar setelah USD kembali mendulang kekuatannya. Pelaku pasar juga sedang mengantisipasi rilis data non-farm payroll Negeri Paman Sam yang akan rilis Jumat (4/8). Emas pun tertinggal.

Mengutip Bloomberg, Kamis (3/9) pukul 15.20 WIB harga emas kontrak pengiriman Desember 2015 di bursa Commodity Exchange menukik tipis 0,17% ke level US$ 1.131 per ons troi. Begitu pun dalam sepekan terakhir harga emas masih melesat 0,80%.

Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menganalisa faktor dari Amerika Serikat menjadi faktor utama yang menambah beban bagi pergerakan harga emas. Meski data ADP Non-Farm Payroll AS Agustus 2015 hanya 190 ribu atau di bawah prediksi 204 ribu, namun hal ini masih sejalan dengan pertumbuhan tenaga kerja sektor swasta di AS. “Sekarang pasar menantikan data non-farm payroll pemerintah AS Jumat (4/8),” kata Faisyal.

Seperti yang diketahui, data tenaga kerja merupakan salah satu indikator untuk mempertimbangkan kelayakan kenaikan The Fed rate. Jika nantinya data tenaga kerja AS masih bertahan di atas level 200 ribu, potensi kenaikan suku bunga semakin besar.

Ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Bob Takai, Chief Executive Officer dan Presiden Sumitomo Corp. Global Research di Tokyo. Bahwa jika data tenaga kerja terus membaik maka peluang The Fed untuk menaikkan suku bunga menjadi 50 – 50 dengan kecendrungan pada kenaikan.

Tekanan harga emas juga datang dari kembali pulihnya bursa Wallstreet di AS. Sehingga ini semakin mengempiskan daya tarik safe haven seperti emas. Belum lagi pasar China yang sedang libur 3 – 4 September 2015 ini dalam rangka memperingati berakhirnya perang dunia kedua. “Tidak adanya transaksi dari konsumen terbesar emas dunia jelas menekan harga emas,” tambah Faisyal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×