Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Rencana PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) untuk melakukan pembiayaan kembali alias refinancing obligasi dollarnya akhirnya terlaksana. KIJA berencana menerbitkan obligasi senilai US$ 190 juta atau sekitar Rp 2,26 triliun melalui anak usahanya, Jababeka International B.V (JIBV). Nilai obligasi baru ini sebesar 49,37% dari ekuitas KIJA per 30 Juni 2014.
KIJA akan menggunakan obligasi baru untuk menukar sebagian atau seluruh obligasi awal sebesar US$ 137,72 juta. Kemudian sebesar US$ 32,63 juta akan digunakan untuk membayar kredit Standard Chartered Bank dan sisanya sebesar US$ 2,21 juta akan digunakan untuk pendanaan korporasi, termasuk kegiatan usaha pengembangan lain. Penggunaan dana tersebut juga tergantung pada kondisi pasar. Jika jumlah obligasi awal yang akan ditukarkan dengan obligasi baru bertambah, maka alokasi penggunaan dana akan disesuaikan.
Dengan menerbitkan obligasi baru, KIJA berharap kondisi keuangan perseroan semakin kuat. Pasalnya jumlah obligasi baru ni sebsar 76,4% dari obligasi lama sebesar US$ 175 juta. Jika kupon obligasi lama sebesar 11,75% dan jatuh tempo 2017, maka kupon obligasi baru hanya 7,5% dengan waktu jatuh tempo 2019.
Adapun jatuh tempo pembayarannya setiap 6 bulan sekali atau jangka waktu lain yang disepakati para pihak. Nantinya KIJA akan melakukan penawaran pertukaran obligasi lama dengan obligasi baru. Apabila penawaran disetujui oleh dalam rapat pemegang obligasi, pemegang obligasi awal akan memperoleh keuntungan berupa consent fee yang akan dibayarkan perseroan. Penawaran pertukaran ini rencananya mulai tanggal 7 Oktober mendatang.
"Ketentuan yang lebih ringan bisa memperkuat debt maturity profile perseroan. Selain itu, secara bersamaan perseroan berhasil memperoleh dana kas tambahan senilai US$ 56,3 juta," ujar Setyono Djuandi Darmono, Presiden Direktur KIJA, Jumat (19/9).
KIJA berharap likuiditas perseroan akan lebih baik dan pembayaran bunga obligasi lebih rendah. Rencana penggunaan obligasi untuk membayar kredit jug abisa memberi keuntungan lebih tinggi bagi pemegang saham ke depan.
Selain itu, rencana penggunaaan obligasi untuk pengembangan usaha juga berpotensi meningkatkan kinerja perseroan. KIJA tengah memanfaakan momentum pertumbuhan properti, termasuk permintaan lahan industri baik dari asing maupun domestik. KIJA berharap penjualan dan keuntungan perseroan akan meningkat sehingga likuiditas keuangan juga akan meningkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News