Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SYDNEY. Menjelang sore, posisi euro kian menguat terhadap dollar. Beredar spekulasi, krisis utang yang terjadi di kawasan Eropa tak akan bisa menahan bank sentral Eropa untuk menaikkan suku bunga acuan.
Penguatan euro terjadi setelah Uni Eropa sepakat dalam pertemuan 6 Mei lalu untuk mempertimbangkan jangka waktu pengembalian utang Yunani senilai 110 miliar euro atau US$ 158 miliar pada tahun lalu. Euro juga perkasa setelah tingkat ekspor Jerman mengalami kenaikan bulanan terbesar dari yang pernah ada.
"Meski begitu, ada juga sentimen lain seperti kebijakan the Fed yang menetapkan suku bunga rendah dalam beberapa waktu ke depan. Artinya, adanya perbedaan suku bunga masih berpihak pada euro," jelas Ulrich Leuchtmann, head of currency strategy Commerzbank AG di Frankfurt.
Catatan saja, pada pukul 09.08 waktu London, euro menguat 0,8% menjadi US$ 1,4431. Pada 6 Mei lalu, euro menyentuh level US$ 1,4311, yang merupakan level paling rendah sejak 18 April lalu. Euro juga menguat 0,8% atas yen menjadi 116,41 yen, setelah sebelumnya melemah ke level 114,99 pada awal perdagangan.
Jika berhadapan dengan dollar, posisi yen tak banyak mengalami perubahan di level 80,67 per dollar. Pada 5 Mei lalu, yen bertengger di posisi 79,57 versus dollar, yang merupakan level paling perkasa sejak 18 Maret lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News