kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kian dekati level psikologis, rupiah berpeluang ke Rp 16.000 per dolar AS?


Senin, 16 Maret 2020 / 17:00 WIB
Kian dekati level psikologis, rupiah berpeluang ke Rp 16.000 per dolar AS?
ILUSTRASI. Seorang teller Bank Mandiri menunjukkan uang pecahan Rp100.000 dan Rp50.000 di Plasa Mandiri, Jakarta, Senin (8/7/2019). Pada Senin (16/3) rupiah ditutup melemah terhadap dollar AS 1,05% ke level Rp 14.932 per dollar AS. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menyikapi kondisi penyebaran virus Korona yang kian melebar, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpeluang menuju level psikologis baru yakni Rp 16.000 per dollar AS. Meskipun begitu, investor tak perlu menunggu lama, momentum pelemahan saat ini juga bisa dimanfaatkan oleh pemilik dollar AS untuk mulai melakukan jual. 

Mengutip Bloomberg, pada perdagangan awal pekan rupiah ditutup melemah terhadap dollar AS 1,05% ke level Rp 14.932 per dollar AS.

Baca Juga: Rupiah ditutup melorot ke Rp 14.933 per dolar AS hari ini

Sejalan dengan itu, pergerakan kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau dikenal JISDOR juga mencatatkan pelemahan tipis yakni 0,02% ke level Rp 14.818 per dollar AS pada Senin (16/3).

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengungkapkan, dengan pergerakan rupiah saat ini maka peluang harga menuju level psikologis Rp 15.000 per dollar AS kian terbuka. "Pergerakan harga ke Rp 15.000 kemungkinan besar pasti tembus karena kondisi Korona yang semakin menyebar," jelas Sutopo kepada Kontan, Senin (16/3).

Ditambah lagi, saat ini semakin banyak negara yang mulai lockdown dan menyatakan status darurat Korona seperti Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa. Alhasil, seiring situasi tersebut kondisi ekonomi global pun mulai jatuh, saham-saham terjun bebas dan market crypto juga mengalami kejatuhan.

"Momen seperti ini, setiap orang terutama investor lebih memilih menjual asetnya untuk pegang cash. Cash is the king," tegasnya. 

Baca Juga: Rupiah melemah ke Rp 14.968 per dolar AS (pukul 15.00 WIB)

Saat seperti ini, Sutopo menilai semakin banyak investor yang memilih untuk menjual aset saham, crypto, dan aset lainnya demi bisa memiliki lebih banyak dana cash maupun dollar AS. 

Meskipun begitu, Sutopo juga tidak menampik ke depannya ruang bagi nilai tukar rupiah menuju level Rp 16.000 per dollar AS cukup terbuka. Hanya saja, dia masih optimistis bahwa pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia (BI) sudah bersiap untuk melakukan intervensi market untuk mencegah rupiah melemah lebih dalam.

Di sisi lain, pergerakan dollar AS sukses menguat hampir terhadap kebanyakan mata uang global usai Bank Sentral AS atau The Fed umumkan pemangkasan suku bunga acuannya sebanyak 100 basis poin (bps) ke level 0% - 0,25%. Tak hanya itu, pelonggaran kuantitatif juga diluncurkan dalam pengumuman antar-pertemuan kedua bank sentral tahun ini setelah wabah corona virus mengancam pertumbuhan global. 

Pengumuman tersebut, juga menggantikan pertemuan FOMC yang awalnya direncanakan pada Rabu (18/3). Dengan kebijakan moneter mendorong batas-batasnya, hasil Greenback terkikis dan Ketua Jerome Powell tampaknya menentang tingkat negatif, penghindaran risiko lebih lanjut di pasar dapat menawarkan beberapa momentum kenaikan terhadap mata uang cadangan dunia. Ini terjadi setelah dollar AS melihat kerugian langsung terhadap mata uang ASEAN .

Baca Juga: Siap-siap, rupiah mendekati Rp 15.000 per dolar AS

Sementara itu, Sutopo menilai saat ini sulit untuk BI memangkas suku bunga acuannya, karena harga-harga barang mulai menunjukkan kenaikan dan berpotensi mendorong inflasi naik. Untuk mencegah pelemahan rupiah lebih jauh juga, dia memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga acuannya untuk menyerap dana-dana yang beredar liar di luar.

"Fokus utama saat ini masih Korona, karena semua sektor terkena imbasnya dan (rupiah masih akan melemah) sampai situasi virus korona mulai mereda. Harga psikologis akan bermain di area Rp 15.000 per dollar AS untuk saat ini," jelasnya.

Sutopo mengungkapkan, tak sedikit masyarakat yang memilih untuk menyimpan dollar AS karena ketidakpastian situasi pasar keuangan saat ini. Namun, begitu BI melakukan intervensi pasar dan menaikkan suku bunga acuannya, investor diperkirakan akan kembali menjual dollar AS dan dananya akan ditempatkan pada deposito. 

"Potensinya (BI naikkan suku bunga acuan) 25 bps -50 bps, dengan syarat jika kondisi market masih seperti ini, ada kemungkinan bisa bulan ini atau awal bulan depan," proyeksinya.

Baca Juga: Satu jam sebelum penutupan sesi I, IHSG kembali melemah 3,31% ke 4.745,157

Adapun bagi investor yang ingin memanfaatkan kondisi saat ini untuk menjual dollar AS, bisa menunggu hingga harga menyentuh kisaran Rp 15.000 per dollar AS atau di Rp 15.200 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×